21 April 2025 - 01:48 1:48
Search

Jakarta Sudah Tak Layak Lagi sebagai Tempat Tinggal?

wartapenanews.com – Akhir-akhir ini ramai muncul isu tentang kondisi udara Jakarta yang tercatat mengalami polusi tertinggi di dunia. Kualitas udara di Ibu Kota memang masih buruk. Apakah artinya Jakarta sudah layak lagi sebagai tempat tinggal?

Pada 15 Juni hingga 21 Juni 2022, kualitas udara di Jakarta secara berturut-turut, berada di urutan teratas kota dengan polusi tertinggi di dunia pada pengukuran udara di pagi hari. Ini menjadi keprihatinan banyak pihak mengingat polusi udara menjadi penyebab beberapa penyakit terutama yang berhubungan dengan pernapasan.

Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sepanjang Juni 2022 ini di Jakarta terjadi konsentrasi rata-rata PM2.5 berada pada level 41 µg/m³ (mikrogram per meter kubik), melebihi nilai ambang batas aman yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kondisi ini tentu mengancam kesehatan masyarakat Jakarta. Berbagai penyakit akibat polusi udara mengintai warganya.

“Salah satu penyebabnya memang cuaca, tetapi penyebab utama lainnya adalah masih adanya sumber pencemar udara, yang terbukti belum bisa dikendalikan serius,” kata Bondan Andriyanu, Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia dalam acara Media Briefing Polusi Udara, pekan lalu.

Akibat tingginya tingkat polusi ini, kesehatan masyarakat Jakarta menjadi pertaruhan. Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sempat mengungkapkan, terdapat 5,5 juta kasus per tahun akibat polusi udara terjadi di ibu kota. Dari jumlah tersebut, biaya untuk kesehatan ditaksir mencapai Rp6,8 triliun.

“Pakar mengatakan 5,5 juta kasus penyakit disebabkan oleh pencemaran udara per tahunnya di Jakarta. Itu hampir 11 kasus setiap menitnya, dan biaya kesehatan akibat ini sekitar Rp6,8 triliun,” katanya. Pernyataan itu Anies ungkapkan 2 tahun lalu, bisa jadi angkanya malah lebih memburuk.

WHO menyebutkan, paparan polusi udara tingkat tinggi dapat menyebabkan berbagai hasil kesehatan yang merugikan. Seperti meningkatkan risiko infeksi pernapasan, penyakit jantung, dan kanker paru-paru. Paparan jangka pendek dan jangka panjang terhadap polutan udara telah dikaitkan dengan dampak kesehatan. Dampak yang lebih parah menimpa orang yang sudah sakit, anak-anak, orang tua dan orang miskin yang lebih rentan. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait