WartaPenaNews, Jakarta – Sebagai seorang pekerja yang memiliki jam kerja cukup padat, tentulah harus tambahan memelihara stamina dan kesehatan supaya bisa penuhi atau jalankan seluruhnya tuntutan pekerjaan mereka. Seperti soal nya para pekerja di dunia penerbangan, ialah pilot dan pramugari atau awak kabin yang aktif.
Mereka yang profesinya pada sisi pelayanan transportasi udara dan melakukan perjalanan di udara dengan waktu yang dipakai cukuplah lama ini, tentulah butuh tenaga tambahan, lebih bila mereka harus melakukan penerbangan saat malam hari.
Tapi sayangnya, banyak para pekerja yang pilih jalan cepat supaya bisa penuhi seluruhnya tuntutan pekerjaan mereka itu, ialah dengan cara mengonsumsi narkotika jenis sabu.
Menurut salah seorang ahli narkotika, dr. Aisah Dahlan, 70 persen pengguna narkotika berasal dari para pekerja yang memang menggunakan narkotika untuk dapat penuhi tuntutan pekerjaan mereka, terutama para pilot dan pramugari.
“Dunia penerbangan ini begitu rawan sekali terkena penyelewengan narkotika, karena memang mereka harus siap bila ditugaskan kapan lantas, pengin itu, malam atau pagi, bahkan pengin itu dekat atau jauh waktu yang dipakai perjalanannya. Serta ini yang di cemaskan, untuk tetap bikin mereka fresh, tidak mudah ngantuk, mereka malahan mengonsumsi narkotika terutama jenis sabu,” ujarnya saat memberikan penyuluhan bahaya narkotika terhadap para jejeran pekerja PT Garuda Indonesia di Garuda Auditorium, Tangerang, Kamis (24/10/2019).
Beragam resikonya dari penggunaan barang haram itu lantas dipaparkannya melalui aksi teaterikal, seperti mudah berhalusinasi, memiliki temperamental yang tinggi sampai, nampak stres.
“Resikonya pasti yang begitu bahaya buat kita. Makanya di sini pun, kita bukan sekedar memberitakan bagaimana itu narkotika atau resikonya, namun pencegahannya juga. Tekniknya yakni dengan merajut pertalian, dan komunikasi yang baik, itu kuncinya. Bila itu terikat baik, karenanya lingkungan yang berada di sekitar kita akan positif begitu halnya pertimbangan kita,” katanya.
Disamping itu, tidak cuman melakukan seminar bahaya narkotika, perusahaan BUMN ini, pun akan teratur melakukan pengecekan urine. Direktur Khusus PT Garuda Indonesia, Ari Askhara mengatakan, pengecekan itu akan dilakukan periodik dan kudu diikuti seluruhnya karyawan termasuk para jejeran manajerial.
“Tentulah, apabila ditemukan karyawan yang bisa dibuktikan mengonsumsi narkoba, karenanya kami tidak enggan untuk memberikan sangsi tegas sesuai aturan yang berlaku, karena ini sebagai bentuk kepedulian dan keselamatan penerbangan apalagi Garuda Indonesia ialah maskapai yang memiliki rating five star,” bebernya.
Tidak cuma itu, pengecekan urine untuk penangkalan pencandu narkoba sudah dilakukan sejak tes rekrutmen pilot dan pegawai Garuda Indonesia pada bagian latar belakang cek. Dengan asa setiap individu yang masuk berubah menjadi keluarga besar Garuda Indonesia Kelompok akan berhimpun memberantas narkoba dan selalu memprioritaskan segi keselamatan dan keamanan para pengguna layanan layanan penerbangan. (mus)