22 April 2025 - 05:53 5:53
Search

Jurus Selandia Baru dalam ‘Menaklukkan’ Covid-19

WartaPenaNews, Jakarta  – Akhir Juni lalu, dua kasus positif Covid-19 terkonfirmasi di Selandia Baru. Saat banyak negara mencatat ribuan kasus positif per hari, dua kasus tadi sepertinya terlalu kecil untuk dicemaskan.

Namun selama 24 hari sebelumnya, Selandia Baru tak mencatat satupun kasus positif Covid-19. Jadi, kasus yang diduga disebabkan pelanggaran aturan karantina itu cukup untuk mendorong Menteri Kesehatan Selandia Baru, David Clark, mundur dari jabatannya.

Pertanyaannya, apa kebijakan di balik kesuksesan Selandia Baru menangani pandemi Covid-19?

Kapan Selandia Baru menutup perbatasan?

Pada 2 Februari lalu, seorang laki-laki di Filipina tercatat sebagai orang pertama di luar China yang meninggal akibat Covid-19.

Ketika itu, belum ada kasus positif di Selandia Baru. Namun keesokan harinya, pemerintah Selandia Baru melarang warga asing masuk ke negara mereka, baik dari maupun melalui China.

Setiap warga Selandia Baru yang kembali dari China diwajibkan mengisolasi diri selama 14 hari.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengambil kebijakan yang tidak pernah terjadi sebelumnya, yaitu menutup perbatasan Selandia Baru.

Saat virus corona menyebar ke berbagai negara, Selandia Baru melarang penerbangan dari dan menuju Iran. Kasus positif Covid-19 pertama Selandia Baru berasal dari Iran.

Pembatasan masuk Selandia Baru juga diberlakukan untuk setiap orang yang datang dari Korea Selatan, kawasan utara Italia, atau mereka yang mengalami gejala klinis Covid-19.

Terhitung sejak 16 Maret, setiap orang, termasuk warga negara mereka, wajib menjalani mengisolasi diri setibanya di Selandia Baru. Hanya pendatang dari negara kepulauan di kawasan Pasifik yang dikecualikan dari ketentuan ini.

Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern, mengklaim regulasi itu merupakan yang paling ketat di dunia. Dia berkata, `tidak akan memberi ampun` pada pelanggaran atas aturan tersebut.

Beberapa hari setelahnya, Ardern menutup Selandia Baru. Itu berlaku untuk hampir semua warga negara asing.

“Menerapkan ketentuan itu sejak dini, saat baru ada beberapa kasus positif di seluruh dunia, memungkinkan Selandia Baru menutup gelombang masuk virus dan menghentikan transmisi lokal,” kata Martin Baker, pakar ekonomi di Massey University. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait