6 May 2024 - 09:27 9:27

Kasus Corona Masih Tinggi, Muhammadiyah Pertanyakan Wacana New Normal

WartaPenaNews, Jakarta – Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyoroti wacana kebijakan ”new normal” atau kehidupan baru di tengah pandemi Covid-19 yang akan digulirkan pemerintah.

Ketua PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, menilai rencana tersebut tidak relevan dilaksanakan saat ini, karena angka penularan Covid-19 di Tanah Air masih sangat tinggi.

Bahkan, kata Haedar, laporan badan nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan bahwa pandemi Covid-19 masih belum dapat diatasi.

“Pemerintah justru akan melonggarkan aturan dan mulai mewacanakan new normal. Apakah semuanya sudah dikaji secara valid dan seksama dari para ahli epidemiologi?” kata Haedar dalam keterangannya, Kamis, 28 Mei 2020.

Menurut Haedar, wajar bila pernyataan pemerintah tentang new normal belakangan ini menimbulkan polemik dan kebingungan di kalangan masyarakat.

Pasalnya, di satu sisi pemerintah masih melakukan PSBB di sejumlah daerah. Tapi di sisi lainnya justru pemerintah mewacanakan pemberlakuan relaksasi.

“Kesimpangsiuran ini sering menjadi sumber ketegangan aparat dengan rakyat. Bahkan, demi melaksanakan aturan kadang sebagian oknum aparat menggunakan cara-cara kekerasan,” kata Haedar.

Atas sikap itu, menurutnya, wajar publik menilai pemerintah lebih mementingkan sektor ekonomi ketimbang keselamatan masyarakat.

Haedar mengakui penyelamatan ekonomi memang penting. Tapi yang tidak kalah penting adalah keselamatan manusianya ketika pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, PP Muhammadiyah meminta pemerintah mengkaji dengan matang pemberlakuan new normal.

Ia mendesak pemerintah memberi penjelasan yang objektif dan transparan mengenai dasar kebijakan new normal, maksud dan tujuannya, hingga konsekuensi terhadap peraturan yang sudah berlaku khususnya di wilayah PSBB.

Haedar juga meminta pemerintah menyampaikan jaminan daerah yang sudah dinyatakan aman atau zona hijau yang diberlakukan new normal, serta persiapan yang dilakukan pemerintah untuk memastikan Covid-19 tidak semakin meluas atas kebijakan itu.

Jika tetap memberlakukan kebijakan new normal, kata Haedar, segala konsekuensi dan tanggung jawab ada pada pemerintah.

“Pemerintah dengan segala otoritas dan sumber daya yang dimiliki tentu memiliki legalitas kuat untuk mengambil kebijakan yang menyangkut hajat hidup orang banyak,” katanya. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
6 May 2024 - 07:31
Liverpool Kalahkan Tottenham Hotspur, 4-2

WARTAPENANEWS.COM – Jurgen Klopp sangat senang dengan kemenangan 4-2 Liverpool atas Tottenham Hotspurs. Klopp mengatakan kemenangan ini memberikan perasaan mirip naik roller-coaster di sisa musim 2023-2024. Liverpool membungkam Tottenham Hotspurs

01
|
6 May 2024 - 07:10
Usai Makan di Resepsi Khitanan di Purwakarta, Ratusan Orang Keracunan Massal

WARTAPENANEWS.COM – Sebanyak 30 warga dari ratusan yang keracunan makanan resepsi khitan tercatat masuk ke IGD RSUD Bayu Asih Purwakarta, Jawa Barat, Minggu (5/5/2024) malam. Sedangkan sisanya dirawat di fasilitas

02
|
6 May 2024 - 06:34
Kasus Penganiayaan di Taruna STIP Ternyata Ada Tersangka Baru

WARTAPENANEWS.COM – Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan belum ada tersangka baru dalam kasus penganiayaan terhadap junior hingga tewas oleh senior berinisial TRS (21) taruna Sekolah Tinggi

03