21 April 2025 - 04:14 4:14
Search

Kasus Varian Omicron BA.5.2 Melonjak, China Terapkan Karantina

wartapenanews.com – China menerapkan karantina wilayah pada Rabu (6/7) akibat klaster baru COVID-19 terus bermunculan.

Otoritas Kesehatan China melaporkan lebih dari 300 infeksi di Xi’an. Pemerintah setempat la menutup tempat hiburan, termasuk pub, kafe dan karaoke. Sementara warga harus mengantre tes COVID-19 hingga tengah malam.

Pemerintah mengatakan, lonjakan kasus COVID-19 ini dipicu varian Omicron BA.5.2 yang lebih menular.

“Infeksi positif semuanya adalah cabang BA.5.2 dari varian Omicron, dan upaya penelusuran epidemiologis masih berjalan lancar,” kata pejabat kesehatan Xi’an, Ma Chaofeng, dikutip dari AFP, Kamis (7/7).

Klaster baru terus bermunculan di Shanghai, Beijing dan kota-kota lain. Para pejabat mengatakan, telah mendeteksi subvarian BA.5.2 di Beijing.
Beijing akan memperketat persyaratan vaksinasi mulai 11 Juli. Tempat-tempat seperti museum, pusat olahraga, perpustakaan, dan bioskop akan mewajibkan pengunjungnya untuk divaksinasi.

Beijing juga mendorong vaksinasi bagi populasi lansia. Pemerintah setempat menjelaskan, orang yang mengunjungi pusat lansia harus menerima vaksin corona.
Klaster terbesar di China berpusat di Provinsi Anhui. Lebih dari 1.000 infeksi telah dilaporkan di wilayah tersebut sejak pekan lalu. Puluhan kasus juga dicatat di Provinsi Jiangsu.

Wabah virus corona telah menggerus harapan bahwa negara itu akan menghapuskan pembatasan ketat. Kebijakan garis keras nol-COVID telah memaksa puluhan juta warga berdiam di rumah selama berminggu-minggu.

Penduduk Shanghai mengatakan, mereka telah mulai menerima jatah makanan dari pemerintah. Pihak berwenang mengambil langkah itu pula ketika memberlakukan karantina pada awal tahun ini.

“Saya sangat gugup, epidemi telah menghancurkan masa muda saya,” tulis seorang pengguna media sosial Weibo yang tinggal di Shanghai.

Otoritas telah meluncurkan putaran baru tes corona massal bagi lebih dari setengah dari keseluruhan distrik di Shanghai. Akibat infeksi terkait dengan enam lokasi, pihaknya turut menutup tempat-tempat karaoke.

“Saya pikir ini tidak perlu, dan saya tidak benar-benar ingin melakukannya,” ujar penduduk Shanghai Bernama Alice Chan.

Meskipun enggan, Chan tetap mengikuti tes corona lantaran khawatir akan berdampak pada kode kesehatan di ponselnya. Warga China menggunakan kode itu untuk mengakses ruang publik.

“Saya pikir situasinya tidak akan membaik dalam jangka pendek,” kata warga lain, Yao.

“Orang-orang sekarang tidak lagi takut dengan COVID-19, mereka takut dikurung di rumah mereka,” tambah dia. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait