WartaPenaNews, Jakarta – Nama Hasto Wardoyo mulai dikenal di level nasional ketika dirinya melakukan banyak inovasi dalam memimpin Kabupaten Kulon Progo. Pada periode pertama menjabat sebagai Bupati Kulonprogo, ia mencoba mengangkat perekonomian kabupaten yang terletak di barat Yogyakarta ini lewat program Bela dan Beli Kulon Progo.
Program Bela dan Beli Kulon Progo diantaranya dengan memproduksi AirKu, air minum kemasan produksi Perusahaan Daerah Air Minum Kulonprogo. Lalu, ia juga meminta pada saat pengaspalan jalan menggunakan pasir dan batu dari wilayah kabupatennya saja. Kemudian konsumsi beras pun disarankan dari hasil produksi petani lokal.
Lewat program ini, Hasto berhasil membuat kabupaten yang dipimpinnya tetap bisa memiliki pendapatan walau menerapkan pembatasan iklan rokok yang diatur dalam Perda Nomor 5 tahun 2014 tentang Kawasan Tanpa Rokok.
Sebelum terjun ke dunia politik, Hasto adalah seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan. Dia sempat menjadi dosen di Universitas Gadjah Mada.
Setelah menjabat sebagai Bupati Kulon Progo, dirinya tidak lantas meninggalkan profesinya sebagai dokter. Hasto menjalankan tugas sebagai bupati pada pagi hingga sore hari, lalu malam harinya berpraktik sebagai dokter.
“Profesi saya dokter kebidanan dan kandungan, dan saya konsultan di bidang infertilas dan bayi tabung. Jadi, jabatannya saya bupati tapi sebetulnya profesi saya dokter,” kata Hasto.
Bukan tanpa sebab dia tetap aktif praktik sebagai dokter di tengah kesibukannya sebagai bupati. Hasto memaparkan menjadi dokter kebidanan dan kandungan itu perlu keterampilan. Mulai dari melakukan operasi caesar, kista, miom, hingga tumor.
“Jika berhenti praktik, keterampilan tersebut pasti hilang,” tuturnya.
Selama menjabat sebagai bupati, Hasto memilih memberikan praktek di luar Kulon Progo. Dia berpraktek di rumah sakit yang dia dirikan yakni RS Sadewa Babarsari yang secara administratif masuk Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta.
Karir Hasto Wardoyo terus meningkat dan menempati posisi baru sebagai Kepala BKKBN. Menteri Kesehatan RI, Nila F Moeloek melantiknya di Jakarta, Senin (1/7/2019). Ia mengisi jabatan Kepala BKKBN yang kosong sejak awal Januari 2019.
Dia mengakui tantangan memimpin BKKBN tidak mudah ditengah kondisi keterbatasan anggaran . Yang paling utama adalah memberi teladan. Adalah tugas pemimpin untuk memberi contoh kepada staf dengan melakukan apa yang sudah diucapkannya.
Dia akan melakukan efisiensi dengan mengurangi beberapa pos anggaran, seperti perjalanan dinas, menyerderhanakan kegiatan.
“Saya tidak perlu disewakan mobil yang mahal yang harganya mencapai Rp 4,5 juta, cukup pakai mobil dinas jika ada kunjungan ke daerah. Penghematan anggarannya bisa digunakan untuk menggerakkan kegiatan di kalangan grassroot. Ini saya mulai dari dirin saya sendiri dan berharap bisa memengaruhi kepada yang lainnya. Lebih baik anggarannya digunakan untuk kegiatan tepat sasaran sesuai dengan arahan Presiden agar kita melakukan efisiensi,†kata Hasto kepada Wartapenanews.com di Jakarta, baru-baru ini.
Selain itu, fokus BKKBN ke depan akan diarahkan untuk menghadapi bonus demografi dan pembentukan keluarga sejahtera yang orientasinya kepada kebahagiaan.
Untuk mengetahui langkah apa yang dilakukan Hasto dalam menahkodai BKKBN?
Berikut petikan lengkapnya:
Indonesia akan segera memasuki masa puncak bonus demografi, dengan proyeksi jumlah penduduk usia produktif mencapai hingga 68% atau setara dengan 200 juta orang pada 2020 hingga 2023 mendatang. Bagaimana BKKBN melihat hal ini menjadi peluang untuk memaksimalkan agenda pembangunan SDM Indonesia di masa mendatang?
Ini bisa menjadi peluang atau tantangan bagi BKKBN. Kondisi ini seperti dua sisi mata pedang. Dia bisa menjadi berkah atau musibah bagi pembangunan. Peran BKKBN harus menjadikan kondisi ini menjadi berkah bagi pembangunan.
Saat ini, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia tercatat meningkat sebanyak 0,82 menjadi 71,39. Meski demikian, jika dibandingkan dengan beberapa negara tetangga, kualitas SDM Indonesia masih tertinggal dari Malaysia, Thailand, bahkan Vietnam. Upaya apa yang dilakukan BKKBN untuk membangun SDM yang lebih berkualitas ?
IPM terdiri dari tiga unsur, yakni kesehatan, harapan hidup, dan kualitas pendidikan. Tugas BKKBN adalah meningkatkan harapan hidup, khususnya meningkatkan kesehatan bayi, mencegah stunting, serta menekan angka kematian bayi ketika lahir. Ketika bayi itu lahir dalam kondisi sehat, kualitas sumber daya manusia pun akan meningkat. Seribu hari dalam kehidupan pertama itu penting sekali. Mulai dari 270 hari di dalam rahim ditambah 730 hari setelah keluar dari rahim. BKKBN juga berperan meningkatkan pendapatan keluarga melalui UPPKS (Upaya Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera). Ini yang dinamakan Kampung KB. Program ini guna meningkatkan pendapatan keluarga.
Sampai saat ini, berapa jumlah Kampung KB yang sudah dibangun?
Sudah sebanyak 14.550 di seluruh Indonesia. Program ini merupakan treatment program Nawacita Jokowi membangun Indonesia dari pinggiran. Wilayah kampung yang masih tertinggal, terisolir, dan miskin kita jadikan Kampung KB. Kita berharap jumlahnya akan semakin berkurang, karena menjadi kampung yang lebih mandiri dan sejahtera lulus menjadi Kampung KB Mandiri. Kampung KB dicanangkan Januari 2016 dan diresmikan oleh Presiden Joko Widodo.
Langkah apa yang dilakukan agar program-program BKKBN bisa beradapatasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang canggih?
BKKBN akan merubah mindset orang dengan memanfaatkan kemajuan teknologi digital. Harus ada aplikasi BKKBN yang akan mendekatkan dengan kalangan milenial. Hari ini people always on, kalau gak on, jadi oon. Selain itu BKBBN harus menguasai media sosial dan dekat dengan media. Program BKKBN harus menjadi mindset bagi orang Indonesia.
Tantangan apa yang dihadapi dalam mencapai target penurunan angka kelahiran, peningkatan kesertaan ber-KB metode modern, penurunan tingkat putus pakai kontrasepsi, peningkatan pemahaman masyarakat tentang isu kependudukan serta menurunnya keluarga pra sejahtera?
Tantangan yang ada sekarang ini adalah disparitas, antara satu wilayah dengan wilayah lainnya. Disparitas antar wilayah itu cukup besar, terkait bonus demografi.
Sinergi apa yang diakukan BKKBN dengan instansi lain dalam program peningkatkan SDM Indonesia?
Bersinergi dengan pemerintah daerah yang banyak mempengaruhi kebijakan BKKBN. Kita juga akan membangun konektivitas Pemda. BKKBN juga akan bermitra dan organisasi LSM/ NGO dalam dan luar negeri, serta organisasi profesi, diantaranya dibidang kedokteran dan kesehatan.
Evaluasi bapak atas program BKKBN meluncurkan gerakan Kembali ke Meja Makan dan Gerakan Tidak Melihat Media Sosial dan TV†pada jam 18.00-21.00 atau Gerakan 1821 dimana peran keluarga menjadi titik sentral dalam membangun fondasi karakter bangsa?
Program ini gaungnya belum maksimal dan terdengar kuat. Bagi BKKBN media menjadi semacam amplifikasi dan booster guna mensosialisasikan program kami.
Lalu bagaimana program pemberdayaan lansia bisa dijelaskan dan bagaimana tren pertumbuhan penduduk lansia saat ini?
Angka harapan hidup kita naik, sehigga otomatis harapan hidup lansia kita perlahan akan naik. Karenanya kita harus punya badan yang mengurus kesehatan para lansia. Contohnya, orang yang sudah menapouse rawan terserang gangguan kesehatan.
Program pencegahan stunting (kekurangan gizi) terhadap anak anak ?
Stunting ini harus dimulai ketika seorang perempuan itu terlambat menstruasi dan dinyatakan positif hamil. Guna mencegah stunting dan memiliki janin sehat, bisa dimulai dari 1.000 hari pertama yang dihitung dari menstruasi terakhir. Tiga bulan saat merencanakan kehamilan si ibu harus minum asam folat dan vitamin D. Ini bertujuan agar janinnya sehat dan bayinya mendapatkan asukan gizi yang cukup.
Usia kehamilan muda biasanya sering mengalami muntah-muntah. Jika ini terjadi, menandakan si ibu kurang nutrisi dan placentanya tipis, dan ini bisa mengarah pada stunting. Jadi kalau ingin mencegah stunting dimulai saat ibu hamil mengandung bayinya.
Masih ada pekerjaan rumah untuk diselesaikan seperti menekan laju pertumbuhan penduduk sesuai dengan sasaran RPJMN 2010-2020 sebesar 1,19 persen di mana saat ini masih 1,36 persen. Selain itu, angka fertilitas total (TFR) atau angka kelahiran per 1000 wanita usia subur yang saat ini sebanyak 2,4 anak menjadi 2,1. Strategi apa yang dilakukan untuk mencapai target tersebut?
Ini suatu tantangan. TFR kita masih 2,38 dan kita harus menurunkan angka itu menjadi 2,1. Saat ini kita gencar melakukan pendekatan terhadap pasangan yang tak ingin punya anak lagi, tapi tak memakai alat konstrasepsi. Meski jumlahnya masih 10,5%, tapi ini kalangan yang mudah untuk dekati. Strategi saya itu dulu. Saya mulai dari yang mudah. Harapan saya dengan itu kita bisa menguraingi TFR.
Inovasi apa yang bapak akan lakukan ditengah keterbatasan anggaran agar program bisa terlaksana secara optimal?
Kita akan melakukan efisiensi dengan mengurangi beberapa pos anggaran, seperti perjalanan dinas, menyerderhanakan kegiatan. Saya tidak perlu disewakan mobil yang mahal yang harganya mencapai Rp 4,5 juta, cukup pakai mobil dinas jika ada kunjungan ke daerah. Penghematan anggarannya bisa digunakan untuk menggerakkan kegiatan di kalangan grassroot. Ini saya mulai dari dirin saya sendirin dan berharap bisa memengaruhi kepada yang lainnya. Lebih baik anggarannya digunakan untuk kegiatan tepat sasaran sesuai dengan arahan Presiden agar kita melakukan efisiensi. (tim)
