14 February 2025 - 21:27 21:27
Search

Ketatnya Kompetisi dari Beberapa Lembaga Survei

WartaPenaNews, Jakarta – Dua minggu jelang Pemilihan Umum (Pemilu), sejumlah lembaga survei merilis hasil penelitian. Hasilnya pun bervariatif. Terjadi sejumlah tren peningkatan diantara kedua pasangan calon.

Seperti Indo Barometer dan dan LSI Denny JA mengumumkan Jokowi-Ma’ruf masih unggul sedangkan IDM mengumumkan keunggulan Prabowo-Sandi.

Menanggapi hal tersebut, Direktur Eksekutif Indonesia Political Review (IPR), Ujang Komarudin menjelaskan, perbedaan hasil survey yang dirilis adalah suatu kepastian. Namun, akademisi asal Universitas Al-azhar Indonesia (UAI) ini menjelaskan hasil tersebut dipengaruhi banyak faktor, salah satunya adalah pengambilan sampel atau basis massa.

“Jika ada hasil keunggulan salah satu paslon, dimungkinkan diambil sampel dari basis massa pendukung paslon tersebut. begitupun sebaliknya,” kata Ujang di Jakarta, Rabu (3/4).

Ujang pun menuturkan, sejumlah lembaga survey juga memiliki metode pengumpulan data serta penelitian yang berbeda. “Jadi menurut saya, jangan melihat hasil secara keseluruhan. Tetapi tren elektebilitas yang perlu diperhatikan. Bukan juga percaya atau tidak percaya dengan lembaga survey. Karena hasil penelitian mereka menggunakan metode yang berbeda,” terangnya.

Ia pun menambahkan, netralitas suatu lembaga survey juga harus dilihat lebih jernih. Jika memang suatu lembaga survey memiliki kecenderungan kepada salah satu paslon, maka sudah dipastikan tidak kredibel.

“Pastikan terkait netralitasnya begitu juga dengan hasil-hasil sebelumnya yang pernah dirilis. Jangan dianggap setiap hasil merupakan hasil akhir, ” tutupnya.kerja,” tandasnya.

Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf Naik

Indo Barometer misalnya. Dari sisi elektabilitas, secara perorangan Jokowi mengalami peningkatan tren dari sebelumnya 51.2 persen menjadi 52.1 persen. Sedangkan Prabowo dari 28.9 persen naik drastis ke 31.8 persen.

Berbeda, dengan calon presiden, wakil presiden Maruf Amin justru mengalami peningkatan drastis, dari 44.4 persen menjadi 46.3 atau naik 1.9 persen. Sedangkan Sandiaga, dari 32.1 persen menjadi 33.8 persen atau naik 1.7 persen. Dari hasil tersebut, secara perorangan bisa dilihat jika Prabowo dan Maruf Amin mengalami kenaikan elektabilitas signiikan.

Sedangkan elektabilitas secara berdampingan, pasangan Jokowi-Maruf hanya naik 0.6 persen atau dari 50.2 persen menjadi 50.8 persen. Sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandi naik melejit, dari 28.9 persen meroket menjadi 32.0 persen.

Peneliti Indo Barometer Hadi Suprapto Rusli mengatakan, pihaknya melakukan survey dengan menggunakan simulasi gambar. Hasilnya elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 50.8 persen dan Prabowo-Sandi sebesar 32 persen dan yang belum menentukan pilihan sebanyak 17.2 persen.

Elektabilitas kedua pasangan calon ini relative stabil.Sama-sama naik sedikit. Dan pemilih yang disurvey belum menentukan pilihan semakin mengecil, teranganya.

Sementara itu, Lembaga Survey Indonesia (LSI), Denny JA mendata, saat ini, pasangan Jokowi-Maruf masih unggul telak dibandingkan dengan pasangan Prabowo-Sandi. Saat ini elektabilitas Jokowi-Maruf sebesar 56.8 persen sampai 63.2 persen. Sementara elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 36.8 persen – 43.2 persen.

Keunggulan Jokowi-Maruf hampir merata di semua kantong pemilih. Di pemilih laki-laki Jokowi-Maruf unggul dengan range dukungan 54.8 persen sampai 61.2 persen, dibanding pasangan Prabowo-Sandi yang rentang dukungannya sebesar 38.8 persen sampai 45.2 persen.

Bahkan di pemilih perempuan, keunggulan Jokowi-Maruf lebih besar dibandingkan segmen pemilih laki-laki. Di pemilih perempuan, dukungan terhadap Jokowi-Maruf berada pada range 58.8 persen sampai 65.2 persen, sementara dukungan terhadap Prabowo-Sandi sebesar 34.8 persen sampai 41.2 persen.

Peneliti Senior LSI Denny JA Ardian Sopa mengatakan masyarakat masih puas terhadap kinerja Jokowi. Seorang petahana akan mudah terpilih jika mayoritas masyarakat puas dengan kinerja petahana selama menjabat. Dari survey, 69.5 persen menyatakan puas. Hanya 25.6 persen yang menyatakan tidak puas dengan kinerja Jokowi, terangnya.

Meroketnya Elektabilitas Prabowo-Sandi

Sementara itu, berbeda dari sebelumnya, Indonesia Development Monitoring (IDM) memaparkan hasil berbeda. Pasangan Jokowi-Maruf dipilih oleh 969 dari 2.500 responden atau sekitar 38,76 persen. Sedangkan Prabowo-Sandi dipilih 1.440 responden dari 2.500 responden yang disurvey atau 57,6 persen. Sedankan yang tidak memilih sebanyak 91 responden atau sekitar 3.64 persen.

Direktur Eksekutif IDM, Bin Firman TResnadi mengatakan, dari hasil survei dari responden yang mengaku sebagai simpatisan parpol pengusung Jokowi-Ma’aruf Amin, hanya 613 dari 1.067 responden atau 57,45 perse yang mengaku akan memilih Jokowi.

“454 responden dari 1.067 atau 42,55 persen memilih Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, dengan alasan Prabowo merupakan pilihan mereka saat Pilpres 2014, terangnya. Sedangkan dari kalangan responden simpatisan parpol pendukung Prabowo, 376 dari 403 alias 93,33persen mengaku akan memilih Prabowo.

Sisanya, 6,67 persen menjatuhkan pilihan kepada lawan politik ketua umum Partai Gerindra tersebut. Dari kalangan ini, Prabowo sanggup meraup 59,22 persen suara sedangkan Jokowi hanya meraih 31,94 persen.

Sisanya 8,83 persen mengatakan tidak memilih. Lebih jauh, Bin Firman menjelaskan terdapat beberapa alasan terkait sikap responden yang meninggalkan Jokowi dan lebih memilih Prabowo.

Alasan tersebut, kata dia, menyangkut isu lapangan pekerjaan, kedaulatan pangan, arah pemerintah, pemerintahan bersih dan penegakan hukum.

Faktor lainnya yang sangat berpengaruh terhadap tingginya elektabilitas pasangan Prabowo – Sandiaga dibandingkan pasangan Joko Widodo-Maaruf Amin adalah faktor Sandiaga Uno,” tandasnya. (*/dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait