5 May 2024 - 16:10 16:10

Kini Ada Mesin Pengais Hoaks, Milenial Harus Perangi Berita Bohong

WartaPenaNews, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Informatika terus menggalakkan literasi digital untuk menekan penebaran hoax atau berita bohong. Literasi mengarah para generasi muda yang merupakan masyarakat media sosial dan masyarakat asli digital atau digital native.

Staf Ahli Widiaiswara Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Siti Meiningsih menyampaikan hoax merupakan ekses negatif dari kemajuan teknologi. Di lain bagian, penentuan dan pemberantasan hoax di Indonesia masih terbentur dengan kebebasan berekspresi di masa demokrasi. Meriahnya hoax di Indonesia tak terlepas dari tingkat literasi penduduk pada teknologi informasi dan social media yang masih rendah.

Siti mengatakan, pemerintah sudah berusaha keras menolak hoax dengan penutupan dan usaha hukum. Tetapi menurut dia, tak kalah penting merupakan usaha mengamankan dengan mengedukasi pengguna internet dan social media.

“Diharapkan penduduk, terutama generasi milenial, bisa menggunakan kemajuan teknologi dengan sebaik-baiknya,” papar Siti di komunitas diskusi publik dengan topik Penangkalan Hoaks buat Generasi Muda” di Hotel Emersia Batusangkar, Tanah Datar, Sumatera Barat dalam keterangannya, Sabtu (29/6/2019).

Pelaksana Tugas Direktur Pengelolaan Media Kominfo, Nurlaili, memperingatkan publik, Kominfo sudah memiliki mesin pengais (crawling), yang memiliki fungsi untuk menjaring hoax.

“Kementerian sudah miliki mesin pengais untuk menjaring hoax, karena itu kami menghimbau pada publik, utamanya generasi muda untuk bersama-sama memusuhi berita bohong dan melakukan kemajuan literasi media baru yakni internet,” tuturnya.

Sedangkan Staf Pakar Bupati Tanah Datar, Nuryeddisman, mengharap komunitas literasi digital membuat penduduk dapat arif menanggapi semua informasi yang beredar di internet dan social media. Ia menghendaki, penduduk semakin lebih hati-hati dalam menantang berita bohong.

Ahli social media, Cavin Rubenst Manupatty, menyampaikan kursus pengerjaan konten viral. Ia menjelaskan, sebuah konten dapat berubah menjadi viral jika mengandung STEPPS, yaitu Social Currency, Trigger, Emotion, Public, Practical Value, dan Story. Beberapa tips itu dikehendaki bisa menopang peserta diskusi untuk membuat konten positif yang viral. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
4 May 2024 - 12:14
Mal Rabinza di Lebak Hangus Terbakar

WARTAPENANEWS.COM – Kebakaran hebat terjadi di Mal Rangkasbitung Indah Plaza (Rabinza), Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, pada Sabtu (4/5/2024) dini hari. Informasi diperoleh, peristiwa itu terjadi pukul 00.25 WIB.

01
|
4 May 2024 - 11:13
Mayat Pria Ditemukan Tanpa Busana di Perumahan Sukabumi

WARTAPENANEWS.COM – Warga di Perumahan Frinanda, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, digegerkan dengan penemuan mayat pria dalam kondisi telanjang. Kejadian tragis tersebut terjadi di rumah blok B1 Nomor 1

02
|
4 May 2024 - 10:06
Exit Tol Jagorawi Arah Puncak Macet, Contraflow Diberlakukan di KM 44

WARTAPENANEWS.COM – Kemacetan terjadi di exit Tol Jagorawi arah Puncak pagi ini, Sabtu (4/5). Ini disebabkan wisatawan yang akan berlibur ke kawasan Puncak pada weekend. Informasi dari Jasa Marga, kemacetan

03