WartaPenaNews, Jakarta – Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Polisi Heru Novianto menegaskan, pihaknya sengaja melarang Front Pembela Islam (FPI) untuk menggelar konferensi pers di markasnya di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat usai pemerintah pusat melarang kegiatan organisasi itu.
“Tidak boleh. Karena mereka sudah tidak ada kewenangan lagi dan tidak ada legalnya lagi. Artinya tidak diizinkan beraktivitas,” kata Heru di Jalan Petamburan III, Jakarta Pusat, Rabu (30/12).
Awalnya, FPI berencana membuat konferensi pers untuk menanggapi pelarangan kegiatan FPI oleh pemerintah pusat.
Tak lama dari munculnya Surat Keputusan Bersama (SKB), petugas gabungan dari TNI-Polri bergegas ke markas FPI di Jalan Petamburan III untuk mengimbau warga di sana mencopot atribut dan mengecek kegiatan di Kantor Sekretariat DPP FPI.
“Kami meyakinkan bahwa markas ini tidak ada aktivitas dan tidak ada kegiatan lagi. Kami, saya dan Dandim akan selalu mengawasi. Bahwa Surat Keputusan Bersama (SKB) yang ditandatangani akan kita tegakan,” tegas Heru.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menyatakan pemerintah menghentikan segala kegiatan dan aktivitas FPI dalam bentuk apapun.
“Pemerintah melarang aktivitas FPI dan akan menghentikan setiap kegiatan yang dilakukan karena FPI tak lagi mempunyai legal standing, baik sebagai ormas maupun sebagai organisasi biasa,” kata dia saat jumpa pers di Kantor Kemenko Polhukam, Rabu siang.
Keputusan pelarangan FPI itu tertuang dalam SKB nomor 220-4780 yang ditandatangani oleh enam pejabat tertinggi di kementerian’lembaga. Mereka adalah Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Menteri Komunikasi dan Informatika Jhonny G Plate, Jaksa Agung Burhanuddin, Kepala Kepolisian Indonesia Jenderal Pol Idham Azis dan Kepala BNPT Komisaris Jenderal Polisi Boy Rafly Amar. (wsa)