WartaPenaNews, Beirut – Korban tewa akibat ledakan di Beirut terus bertambah. Palang Merah Lebanon mencatat, hingga Selasa (4/8) petang, korban tewas telah mencapai 100 orang lebih.
Selain korban tewas, korban yang mengalami luka-luka juga terus bertambah. Hingga saat ini, Palang Merah setempat masih terus melakukan pendataan. Ada lebih dari 4 ribu pasien terluka yang kini dirawat di sejumlah rumah sakit.
“Sampai saat ini lebih dari 4.000 orang terluka dan lebih dari 100 orang kehilangan nyawa. Tim kami masih melakukan operasi pencarian dan penyelamatan di daerah sekitar ledakan,” bunyi pernyataan Palang Merah Lebanon seperti dilansir AFPÂ pada Rabu (5/8).
Ledakan tersebut terjadi sekitar Selasa petang pukul 18.02 waktu lokal. Ledakan Beirut ini berasal sebuah gudang di dekat pelabuhan Beirut dan berisi 2.700 ton amonium nitrat.
Aparat keamanan Lebanon masih melakukan penyelidikan mengenai penyebab ledakan. Namun, Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon menetapkan Beirut sebagai disaster-striken city atau kota yang terdampak bencana kecelakaan.

Berdasarkan sejumlah video yang tersebar di media sosial, kepulan asap pekat terlihat membumbung tinggi ke langit Beirut beberapa detik kemudian ledakan besar terdengar sampai ke seluruh penjuru Beirut.
Ledakan terdengar bersamaan dengan gelombang asap berbentuk cendawan yang langsung menyapu wilayah sekitar sumber ledakan hingga puluhan kilometer.
Guncangan yang berasal dari kawasan pelabuhan itu menimbulkan suasana mencekam di ibu kota. Kaca rumah penduduk dan bangunan di sebagian Beirut terutama dekat sumber ledakan hancur berantakan. Pemandangan di sana benar-benar mirip seperti kiamat.
Ledakan bahkan terdengar hingga Nicosia yang terletak di bagian timur Pulau Siprus yang berjarak 240 kilometer dari asal ledakan. (wsa)