6 December 2023 - 04:45 4:45

Makan Malam Sebelum Tidur Berdampak Buruk untuk Kesehatan?

WartaPenaNews, Jakarta – Sebuah studi ilmiah baru menyatakan, membiarkan jeda dua jam di antara waktu makan malam dan tidur tidak selalu berdampak buruk bagi kesehatan.

Dilansir dari The Insider, selama ini orang percaya bahwa makan sesaat sebelum tidur dapat berdampak buruk jangka panjang pada kesehatan, yang mengarah ke masalah seperti peningkatan resiko kanker.

Namun, para peneliti dari Sekolah Pascasarjana Ilmu Kesehatan di Universitas Okayama di Jepang tampaknya menolak pernyataan itu. Mereka menyatakan bahwa menyisakan jeda dua jam antara makan malam dan waktu tidur tidak akan mempengaruhi kadar glukosa darah.

Di Jepang, masyarakat dianjurkan untuk meninggalkan kebiasaan makan malam dan waktu tidur dua jam itu setidaknya tiga kali dalam seminggu.

Untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Nutrition, Prevention and Health, para peneliti mengungkapkan data yang dikumpulkan antara 2012 dan 2014 dari 1.573 orang dewasa paruh baya dinyatakan sehat di Okayama, Jepang bagian barat.

Tidak ada orang dewasa yang memiliki riwayat penyakit diabetes. Dua pertiga dari hasil penelitian itu adalah perempuan, yang mayoritas berusia di atas 65 tahun.

Tim peneliti menilai pola makan kelompok itu juga berdasarkan faktor gaya hidup lain, seperti menjaga berat badan, seberapa tepat waktu untuk makan, seberapa besar aktivitas fisik yang dilakukan, dan merokok atau tidak.

Selama penelitian, para peneliti juga memantau kadar Hemoglobin (HbA1c) dari orang-orang itu guna mengetahui kadar glukosa darah individu selama periode dua hingga tiga bulan. Sebagian kecil orang secara teratur pergi tidur dalam waktu dua jam setelah makan malam.

Sementara tingkat rata-rata HbA1c dari kelompok naik sedikit di seluruh studi, meningkat dari 5,2 persen pada 2012 menjadi 5,58 persen pada 2013 dan 2014, para peneliti menyimpulkan bahwa meninggalkan setidaknya dua jam antara makan dan tidur memiliki pengaruh yang kecil pada kesehatan tubuh.

Mereka menemukan bahwa faktor gaya hidup lain seperti tekanan darah, aktivitas fisik, dan minum berlebihan memiliki dampak yang lebih besar pada kadar glukosa darah.

Sementara para peneliti mengakui bahwa penelitian ini hanya pengamatan. Peneliti percaya bahwa temuan tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak penekanan yang diperlukan pada mendorong orang untuk mengikuti gaya hidup yang seimbang dan bukan pada mendesak orang untuk meninggalkan jeda dua jam antara waktu tidur dan makan malam terakhir.

“Hasil kami bertentangan dengan kepercayaan di masyarakat, kami hanya memastikan interval pendek antara makan malam dan waktu tidur tidak secara signifikan mempengaruhi level HbA1c,” mereka menyatakan.

“Lebih banyak perhatian harus diberikan pada porsi sehat dan komponen makanan, tidur yang cukup, dan menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan, karena variabel-variabel ini memiliki pengaruh yang lebih mendalam pada proses metabolisme.” (dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
5 December 2023 - 12:18
Rawan Banjir & Longsor, Jabar Tetapkan Status Siaga Darurat Bencana

WARTAPENANEWS.COM - Pj Gubernur Jabar, Bey Machmudin, menetapkan status siaga darurat bencana di 27 kabupaten dan kota di Jabar hingga tanggal 31 Mei 2024 mendatang. Status siaga darurat bencana ditetapkan

01
|
5 December 2023 - 11:16
Biadab! Dua Ambulans di Jalur Gaza Ditembaki Tentara Israel

WARTAPENANEWS.COM - Tentara Israel menembaki dua ambulans di Jalur Gaza pada Minggu (3/12/2023) malam waktu setempat sehingga melukai tiga orang. Insiden tersebut terjadi di daerah Faluja di Gaza utara, menurut

02
|
5 December 2023 - 10:13
Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya, Aiman Sebut Laporan Polisi Janggal

WARTAPENANEWS.COM -  Caleg Perindo Aiman Witjaksono memenuhi panggilan Polda Metro Jaya atas kasus tudingan Polri tidak netral dalam pemilu 2024. Pihaknya datang bersama kuasa hukumnya, Ronny Talapessy. Berdasarkan pantauan di

03