25 April 2024 - 14:56 14:56

Makan Malam Sebelum Tidur Berdampak Buruk untuk Kesehatan?

WartaPenaNews, Jakarta – Sebuah studi ilmiah baru menyatakan, membiarkan jeda dua jam di antara waktu makan malam dan tidur tidak selalu berdampak buruk bagi kesehatan.

Dilansir dari The Insider, selama ini orang percaya bahwa makan sesaat sebelum tidur dapat berdampak buruk jangka panjang pada kesehatan, yang mengarah ke masalah seperti peningkatan resiko kanker.

Namun, para peneliti dari Sekolah Pascasarjana Ilmu Kesehatan di Universitas Okayama di Jepang tampaknya menolak pernyataan itu. Mereka menyatakan bahwa menyisakan jeda dua jam antara makan malam dan waktu tidur tidak akan mempengaruhi kadar glukosa darah.

Di Jepang, masyarakat dianjurkan untuk meninggalkan kebiasaan makan malam dan waktu tidur dua jam itu setidaknya tiga kali dalam seminggu.

Untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal BMJ Nutrition, Prevention and Health, para peneliti mengungkapkan data yang dikumpulkan antara 2012 dan 2014 dari 1.573 orang dewasa paruh baya dinyatakan sehat di Okayama, Jepang bagian barat.

Tidak ada orang dewasa yang memiliki riwayat penyakit diabetes. Dua pertiga dari hasil penelitian itu adalah perempuan, yang mayoritas berusia di atas 65 tahun.

Tim peneliti menilai pola makan kelompok itu juga berdasarkan faktor gaya hidup lain, seperti menjaga berat badan, seberapa tepat waktu untuk makan, seberapa besar aktivitas fisik yang dilakukan, dan merokok atau tidak.

Selama penelitian, para peneliti juga memantau kadar Hemoglobin (HbA1c) dari orang-orang itu guna mengetahui kadar glukosa darah individu selama periode dua hingga tiga bulan. Sebagian kecil orang secara teratur pergi tidur dalam waktu dua jam setelah makan malam.

Sementara tingkat rata-rata HbA1c dari kelompok naik sedikit di seluruh studi, meningkat dari 5,2 persen pada 2012 menjadi 5,58 persen pada 2013 dan 2014, para peneliti menyimpulkan bahwa meninggalkan setidaknya dua jam antara makan dan tidur memiliki pengaruh yang kecil pada kesehatan tubuh.

Mereka menemukan bahwa faktor gaya hidup lain seperti tekanan darah, aktivitas fisik, dan minum berlebihan memiliki dampak yang lebih besar pada kadar glukosa darah.

Sementara para peneliti mengakui bahwa penelitian ini hanya pengamatan. Peneliti percaya bahwa temuan tersebut menunjukkan bahwa lebih banyak penekanan yang diperlukan pada mendorong orang untuk mengikuti gaya hidup yang seimbang dan bukan pada mendesak orang untuk meninggalkan jeda dua jam antara waktu tidur dan makan malam terakhir.

“Hasil kami bertentangan dengan kepercayaan di masyarakat, kami hanya memastikan interval pendek antara makan malam dan waktu tidur tidak secara signifikan mempengaruhi level HbA1c,” mereka menyatakan.

“Lebih banyak perhatian harus diberikan pada porsi sehat dan komponen makanan, tidur yang cukup, dan menghindari merokok, konsumsi alkohol, dan kelebihan berat badan, karena variabel-variabel ini memiliki pengaruh yang lebih mendalam pada proses metabolisme.” (dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
25 April 2024 - 12:38
Ganjar Tolak Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

WARTAPENANEWS.COM – Usai gelaran Pilpres 2024 ini, Ganjar Pranowo kembali menegaskan dirinya berada di luar pemerintahan. Sikap ini, bukan berarti dia tak hormat pada pemenang pilpres, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

01
|
25 April 2024 - 11:14
Pegawai Kementerian ESDM Diperiksa Kejagung Terkait Kasus Korupsi Timah

WARTAPENANEWS.COM – Kejaksaan Agung (Kejagung) menjadwalkan pemeriksaan seorang pegawai Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam kasus korupsi tata niaga timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah

02
|
25 April 2024 - 10:17
Bocah Temukan Mayat Wanita Membusuk di Dalam Rumah

WARTAPENANEWS.COM – Warga Kecamatan Cihara, Provinsi Banten dihebohkan penemuan sesosok mayat wanita di Kampung Barung Cayut, Desa Pondok Panjang, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak. Mayat yang ditemukan bocah sekitar pukul 13.00

03