WARTAPENANEWS.COM – Ketua DPR RI Puan Maharani mendorong pemerintah mengambil langkah untuk menurunkan angka diabetes pada anak yang semakin melonjak.
Ketua DPP PDIP ini mendorong penggunaan bahan pangan pertanian lokal untuk dikonsumsi karena kandungannya yang sehat dan bergizi.
“Meningkatnya diabetes pada anak menuntut pengawasan ekstra dari banyak pihak, khususnya orang tua. Pentingnya sosialisasi dan konsumsi bahan pangan lokal juga sangat diperlukan untuk mencegah diabetes pada anak,” ujar Puan dalam keterangannya, Rabu (7/8).
Di tengah gempuran pilihan minuman tinggi gula dan makanan ultra-proses yang ‘menggoda anak’, legislator dari dapil Jawa Tengah V ini menilai pangan hasil pertanian lokal dapat menjadi alternatif. Ia mencontohkan salah satunya adalah singkong.
“Singkong, salah satu sumber karbohidrat dengan indeks glikemik rendah bisa menjadi pilihan karena tidak memicu lonjakan gula darah, walau tentu saja konsumsinya tidak boleh berlebihan,” ucap Puan.
Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF), Indonesia menduduki peringkat kelima negara dengan jumlah diabetes terbanyak yaitu 19,5 juta penderita di tahun 2021 dan diprediksi akan menjadi 28,6 juta pada 2045.
Kemudian data Ikatan Dokter Indonesia (IDI), angka diabetes pada anak melonjak hingga 70 kali lipat pada Januari 2023 dibandingkan tahun 2010. Sehingga perlu perhatian serius dari semua pihak.
“Data terbaru menunjukkan bahwa anak-anak kini semakin rentan terhadap diabetes, sebuah kondisi yang dapat mempengaruhi kualitas hidup mereka secara signifikan. Tentu ini harus jadi perhatian kita bersama,” ucap Puan.
Oleh sebab itu Puan menekankan pentingnya sosialisasi gerakan mengkonsumsi bahan pangan lokal.
“Selain mudah diolah menjadi bahan makanan dengan banyak kreasi untuk menggantikan nasi sebagai karbohidrat, bahan pangan lokal seperti singkong dan umbi-umbian memiliki banyak manfaat baik untuk tubuh, karena tidak melalui proses pengawetan sehingga lebih segar dan nutrisinya terjaga,” jelasnya.
Tak hanya itu, mengkonsumsi bahan pangan lokal bisa mengurangi emisi sebanyak 20 persen sekaligus bermanfaat untuk menghindari ancaman penyakit diabetes. Memanfaatkan hasil pertanian juga sekaligus mendukung upaya kedaulatan pangan.
“Hebatnya singkong yang mudah ditemukan sehari-hari ini juga diminati pasar internasional untuk dibuat tapioka dan bahan pangan lain,” kata Puan.
Eks Menko PMK ini menyebut singkong dapat dikembangkan menjadi produk pangan strategis yang dapat diunggulkan sebagai pendukung gerakan penganekaragaman konsumsi pangan. Puan mengatakan, penggunaan singkong sebagai bahan pangan memiliki banyak manfaat.
“Termasuk sebagai upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional dan mendukung produktivitas pertanian dalam negeri,” kata Puan. (mus)