27 April 2024 - 16:38 16:38

Massa Demo Omnibus Law Tertahan di Simpang Harmoni

WartaPenaNews, Jakarta – Massa yang bergerak menuju Istana Negara dihadang pihak Kepolisian di Simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Di sana, Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto berusaha mengajak massa aksi untuk bernegosiasi terkait penyampaian aksi yang ditujukan ke Istana Negara.

“Mari kita berbicara, mari kita atur supaya tidak berbenturan. Saya rasa adik-adik juga mengerti akan hal ini. Kami kepolisian akan menjaga dan melindungi kalian ya, ayo kita bernegosiasi,” kata Heru dari mobil Pengurai Massa (Raisa), Kamis (8/10).

Akses jalan di Simpang Harmoni tertutup sejak pukul 13.00 WIB karena massa aksi telah menutup jalur di Jalan Juanda, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Hayam Wuruk.

Sejumlah elemen masyarakat dan buruh menggelar aksi penolakan terhadap pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja oleh DPR RI pada sejumlah lokasi di wilayah Jakarta sejak Senin lalu.

Rencananya, elemen buruh itu menyampaikan pendapat di muka umum untuk menolak pengesahan UU Cipta Kerja hingga Kamis ini.

Terkait demo hari ini, Polda Metro Jaya telah menyiagakan 9.346 personel untuk mengantisipasi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya.

“Sejak Senin (5/10) sampai Kamis (8/10), personil tetap 9.346 ditambah 10 SSK. Ini antisipasi kita untuk kegiatan hari ini,” kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Kamis.

Tidak hanya personel kepolisian, personel TNI bersama pemerintah daerah turut disiagakan untuk antisipasi pengamanan.

“Semua pos, tempat, kita duduki, tempatkan personel TNI-Polri bersama pemerintah dalam hal ini Satpol PP dan Dinas Perhubungan,” tambahnya.

Selain melakukan penjagaan di titik vital, personel pengamanan gabungan juga melaksanakan kegiatan pencegahan penumpukan massa dengan kegiatan patroli gabungan.

“Kemudian kita lakukan tindakan preventif dengan patroli. Kita upayakan, kita imbau mereka semuanya supaya mereka kembali,” ujarnya.

Yusri mengaku Polda Metro Jaya menerima pemberitahuan rencana demo pada 5-8 Oktober 2020, namun polisi tidak mengeluarkan izin aksi.

Pihak Polda Metro Jaya menurut Yusri, tidak mengeluarkan izin aksi karena kondisi pandemi COVID-19 sehingga berisiko menambah jumlah orang terpapar.

Hingga saat ini, petugas kepolisian juga mengamankan total sekitar 400 orang diduga kelompok anarko yang berencana demo berujung ricuh di sekitar Asia Afrika Senayan, Portal Senayan, Jalan Veteran, Pancoran, Palmerah, dan lainnya.

Yusri menduga pemuda tersebut adalah bagian dari kelompok Anarko yang sama sekali bukan bagian dari massa pendemo menentang Omnibus Law Cipta Kerja. (wsa)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
27 April 2024 - 13:12
Lokasi Bunuh Diri Brigadir Ridhal di Mampang Didatangi Keluarga

WARTAPENANEWS.COM – Keluarga Brigadir Ridhal, anggota Polresta Manado yang ditemukan tewas dengan luka tembak di dalam mobil Alphard di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, mendatangi lokasi kejadian peristiwa. Brigadir Ridhal diduga

01
|
27 April 2024 - 12:36
Bule Australia yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Dibekuk

WARTAPENANEWS.COM – Maika James Folauhola (24), warga negara (WN) Australia, ditangkap terkait kasus penganiayaan terhadap sopir taksi bernama Putu Arsana. Penganiayaan tersebut terjadi di Jalan Area Central Parkir Kuta, Kuta,

02
|
27 April 2024 - 12:10
BMKG: Waspada, Potensi Cuaca Ekstrem Masih Mengintai di Peralihan Musim

WARTAPENANEWS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem yang masih bisa mengintai di periode peralihan musim hujan ke kemarau. BMKG memonitor masih terjadinya hujan

03