IPOL.ID – Nasabah Bank Syariah Indonesia (BSI) beberapa waktu lalu dibuat resah menyusul adanya gangguan sistem layanan bank syariah terbesar di Indonesia itu.
Selain itu, nasabah juga kembali khawatir dengan cuitan LockBit 3.0 yang mengaku di balik gangguan yang dialami BSI tersebut dan mengaku telah mencuri 15 juta data pengguna dan mengancam untuk menyebarkannya.
Menurut Dosen Teknologi Sains Data Universitas Airlangga (Unair) Maryamah, meksi belum dapat dikonfirmasi, cuitan tersebut menandakan bahwa masyarakat harus terus mawas diri dengan serangan siber.
Bagaimanapun, serangan perangkat lunak berbahaya Ransomware tersebut perlu diantisipasi.
Virus tersebut sengaja menyebabkan gangguan baik pada komputer atau jaringan komputer.
“Ransomware merupakan jenis malware yang mengancam untuk mempublikasikan data pribadi korban, mengambil informasi atau memblokir akses secara permanen pada suatu jaringan kecuali peretas mendapatkan uang atau ransom sesuai keinginannya,” katanya, Jumat(19/5).
Biasanya, kata dia, peretas akan mengancam pemilik data dengan sejumlah uang dan jika tidak terpenuhi maka peretas akan mempublikasikan data pribadi atau memblokir akses secara permanen pada suatu jaringan.
Pada kasus BSI, peretasan data merupakan data nasabah bank yang berisi informasi rekening, akun mobile banking hingga informasi lain yang telah berisi uang.
“Peretas tidak perlu meminta sejumlah uang kepada customer karena dapat langsung menguras isi rekening dari pengambilan data customer,” ujar dia.
Ketika peretasan terjadi sebaiknya segera laporkan kepada pihak berwajib agar tim siber dapat segera menangani dan jangan panik hingga gegabah dalam mengambil keputusan.
Jika peretas meminta tebusan sebaiknya tidak langsung diberikan karena kita tidak memiliki kepastian apakah data akan dikembalikan setelah uang diberikan.
“Beberapa peretas memanfaatkan kondisi psikis dari korban yang panik dengan menawarkan uang namun itu bukan solusi yang terbaik,” katanya.
Dia pun mengimbau agar masyarakat selalu waspada dalam menggunakan teknologi.
Selain itu juga jangan mudah untuk mengakses tautan-tautan asing yang masuk di sosial media.
Baginya, sistem berbasis komputer sangat rentan dengan adanya hacking jika tidak ada pembaharuan keamanan sistem secara berkala.
“Kita pun mampu menjaga keamanan data dengan cara-cara sederhana, seperti rutin mengubah password secara berkala, hingga memperbaharui software,” katanya.
Lebih dari itu, masyarakat harus selalu berhati-hati dalam menyebar data-data privasi seperti NIK atau yang lainnya.
“Sering melakukan update perangkat baik smartphone atau laptop yang digunakan. Jangan menggunakan wifi publik yang tidak terpercaya terutama untuk mengakses website atau aplikasi data sensitif seperti mobile banking dan internet banking,” pungkasnya. (Far)
home » Masyarakat Diimbau Jaga Data Pribadi Antisipasi Serangan Siber
Masyarakat Diimbau Jaga Data Pribadi Antisipasi Serangan Siber


Follow Google News Wartapenanews.com
Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.
Trending
Pilihan Redaksi

Peresmian Rumah Sakit Utama Diserang Geng Haiti, 2 Jurnalis dan 1 Polisi Tewas
26 December 2024 - 12:07

Dini Hari Tadi Terjadi 2 Kecelakaan di Tol Cipularang, Dua Orang Meninggal
26 December 2024 - 11:09

Reaksi Tegas Ketua KPK Jika Hasto Ditangkap Megawati Datangi KPK
25 December 2024 - 11:16