wartapenanews.com – Polisi Sri Lanka memberlakukan jam malam di kota Kolombo. Kebijakan ini diambil setelah adanya bentrokan antara pengunjuk rasa dan aparat.
Bentrokan pecah akibat kemarahan publik atas krisis ekonomi di Sri Lanka yang kian mencekik rakyat.
Pengunjuk rasa meluapkan amarahnya kepada Presiden Gotabaya Rajapaksa yang dinilai telah menyebabkan krisis ekonomi terburuk di negara itu. Pengunjuk rasa mencoba menyerbu kediaman presiden.
Dalam sebuah pernyataan kepada media, pada Kamis (31/3/2022), Inspektur Jenderal Polisi CD Wickramaratne mengatakan jam malam di sebagian besar distrik Kolombo akan berlangsung hingga pemberitahuan lebih lanjut.
Pemberlakuan jam malam diterapkan setelah ratusan pengunjuk rasa di distrik Mirihana Kolombo melemparkan batu dan bentrok dengan polisi pada sore hari. Pengunjuk rasa menerobos barikade baris pertama yang menghalangi jalan mereka menuju kediaman pribadi Rajapaksa.
Kerumunan meneriakkan “Pulang Gota (panggilan Rajapaksa)!” dan “Gota adalah seorang diktator!â€.
Video dari situs protes, diposting oleh kantor berita News Wire di Facebook, menunjukkan sebuah bus polisi terbakar. Pengunjuk rasa juga tampak tengah merawat seorang pria dengan wajah berlumuran darah.
Tidak jelas apakah presiden berada di kediamannya pada saat bentrokan terjadi, seorang juru bicara polisi menolak berkomentar.
Selain meluapkan kemarahan dan kekecewaannya, pengunjuk rasa juga menyerukan pengunduran diri Rajapaksa.
Rajapaksa dinilai telah menyebabkan kemerosotan ekonomi yang dipicu oleh krisis valuta asing. Hal itu membuat pemerintah tidak mampu membayar impor bahan bakar, makanan, dan kebutuhan pokok lainnya.
Krisis ekonomi itu menyebabkan kekurangan bahan bakar yang menyebabkan pemadaman listrik skala nasional selama 13 jam. Sejumlah rumah sakit milik pemerintah juga dilaporkan kekurangan stok obat dan menangguhkan operasi rutin.
Dikutip dari Al Jazeera, Sri Lanka dilaporkan telah meminta bantuan ke Dana Moneter Internasional (IMF) untuk bail out dan mencari bantuan keuangan dari China dan India.
Beijing dan New Delhi dilaporkan masing-masing mempertimbangkan untuk menawarkan fasilitas kredit senilai USD 1,5 miliar, di atas pinjaman senilai miliaran dolar yang diminta oleh pemerintah Rajapaksa.
Protes pada hari Kamis (31/3/2022) adalah aksi terbaru dari serangkaian demonstrasi malam di pinggiran kota Kolombo. Protes itu awalnya dimulai dengan damai, melibatkan ratusan orang yang berkumpul di beberapa jalan di sekitar kediaman Rajapaksa.
“Kami datang untuk memprotes biaya hidup yang tak tertahankan, kekurangan bahan bakar dan pemadaman listrik,†kata seorang pengunjuk rasa, Ajith Perera, kepada Al Jazeera sebelum polisi menindak.
“Keputusan datang ke rumah presiden itu spontan. Kami ingin presiden yang telah menyebabkan begitu banyak kehancuran, pulang,” tambah Perera. (mus)