19 April 2024 - 17:48 17:48

Mengenal Padepokan Sangkuraga Kuningan: Tak Hanya Ajarkan Beladiri, tapi Juga Ilmu Pengobatan

Mengenal Padepokan Sangkuraga Kuningan: Tak Hanya Ajarkan Beladiri, tapi Juga Ilmu Pengobatan

WartaPenaNews, Kuningan – Indonesia memiliki keanekaragaman budaya yang tinggi, di mana setiap kebudayaan tersebut banyak membentuk karakter masyarakat. Salah satu bentuk pranata kebudayaan yang memiliki usia cukup tua dan hingga kini masih hadir di tengah-tengah masyarakat adalah padepokan.

Padepokan adalah lembaga pendidikan lokal yang berdiri sejak masa Hindu-Budha di Nusantara. Wadah ini dulunya memiliki fungsi sebagai tempat pendidikan karakter dan penggemblengan calon pemimpin kerajaan atau seorang raja serta para pembesar kerajaan.

Salah satu padepokan yang masih menjunjung tinggi nilai-nilai luhur adalah Padepokan Sangkuraga yang terletak di Desa Sukaraja, Kecamatan Ciawigebang,  Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.

”Tidak semua padepokan yang ada di Nusantara mengajarkan materi pendidikan maupun pelatihan bela diri dengan baik.  Banyak padepokan yang mengajarkan hanya materi dasarnya saja, sehingga ketika anak didik keluar dari padepokan, ilmunya tidak bisa terpakai,” terang guru di padepokan Sangkuraga Saepul Milah kepada wartawan di Kuningan, Jawa Barat, Kamis (6/8).

Sang guru yang akrab disapa Kang Muh ini sudah sejak usia belia menjadi murid di salah satu padepokan. Setelah sarat ilmu, ia pun berinisiatif mendirikan padepokannya sendiri dengan mendidik masyarakat sekitar mengenai ilmu keagamaan, bela diri dan pengobatan.

Padepokan Sangkuraga memberikan pola latihan dua versi, yaitu materi pelatihan yang berbeda dengan silat lainnya. Pencak silat ini sangat agresif, sangat cocok untuk di lapangan.

“Kami menyediakan dua versi, untuk di arena dan di luar arena di lapangan. Bagi yang ingin belajar silahkan datang langsung mulai dari SD, SMP, SMA, Mahasiswa, Dewasa, Tua ataupun Muda. Kami siap untuk berbagi ilmu yang kami punya,” imbuhnya.

Menurut Kang Muh, selama ini banyak yang berpendapat jika padepokan lebih banyak mengajarkan ilm bela diri ketimbang ilmu pendidikan lainnya. Pendapat tersebut menurutnya kurang tepat karena padepokan juga mengajarkan ilmu dan pengetahuan-pengetahuan lain yang menjadi bekal bagi murid-muridnya.

“Padepokan sudah ada sebelum Indonesia ini ada. Jadi di sini bukan cuma diajarkan bela diri dan pengobatan saja, tapi banyak hal. Terutama yang berkaitan sama karakter untuk menjadi baik intinya. Dulu padepokan juga diajarkan tata negara karena calon raja harus dididik dulu di padepokan,” jelas dia.

Hanya saja, padepokan tidak seperti universitas yang memilik fakultas dan jurusana. Di padepokan tidak ada pemisahan secara formal, tapi ilmu yang diajarkan sangat luas.

Seiring masuknya Islam selain diajarkan mengenai silat dan ilmu beladiri, para murid juga dididik untuk mempelajari kitab-kitab agama, mengamalkan ayat suci untuk mendukung pengobatan, mendalami ilmu pengobatan baik fisik maupun psikis.

“Kalau saya meyakini bahwa ilmu gaib itu ada, tinggal kita mau gunakan untuk apa? Yang pasti kita di sini menggunakan itu untuk menolong orang, untuk kebaikan, supaya bermanfaat buat lingkungan dan masyarakat,” jelasnya lagi.

Bahkan ia meminta kepada anak-anak dididiknya untuk juga mempelajari ilmu-ilmu pengetahuan yang berkembang saat ini seperti komputer, Bahasa Inggris, matematika dan lain sebagainya. Karena ilmu-ilmu itu penting dalam kehidupan saat ini.

Kang Muh juga menekankan agar ilmu yang diperoleh dari sini tidak digunakan sembarangan. Ia pun juga mengharamkan kepada para murid-muridnya menggunakan ilmu ini untuk saran mencari uang.

“Jadi di sini bukan buat sok-sokan, gaya-gayaan apalagi buat mencari uang. Kalau ada anak padepokan ini yang mengenakan tarif silakan copot seragam (baju padepokan). Kalau mau cari uang silakan bekerja, berusaha, bisnis, nukang dan lainnya. Di sini bukan tempat cari uang,” tegasnya.

Dalam pembangunan negara, Kang Muh yakin jika karakter masyarakat baik maka kondisi negara akan baik pula. Sebaliknya, jika karakternya hancur maka yang terjadi kehancuran negara tinggal menunggu waktu saja.

“Kita membantu negara untuk membangun karakter generasi muda. Membangun karakter adalah membangun negara, di sini adalah kawah candradimuka dalam membangun karakter yang baik,” pungkasnya.

 

Sebagai Wadah Pembentukan Karakter

Padepokan Sangkuraga mengajarkan seni bela diri (Silat) yang akurat. Beladiri yang diajarkan merupakan gabungan dari silat Cimande, Menpo Cikalong, Singo Demak, Silektuo Sumatra, Karateka, Boxer, Kung Fu, Taekwondo, Muang thai, dan tinju. Seni bela diri yang di terapkan di padepokan adalah seni bela diri yang selama ini Kang Muh pelajari dari sejak umur 19 tahun.

Padepokan Sangkuraga memberikan pola latihan dua versi, yaitu materi pelatihan  yang berbeda dengan silat lainnya. Pencak silat ini sangat agresif, sangat cocok untuk di lapangan.

“Kami menyediakan dua versi, untuk di arena dan di luar arena di lapangan. Bagi yang ingin belajar silahkan datang langsung mulai dari SD, SMP, SMA, Mahasiswa, Dewasa, Tua ataupun Muda. Kami siap untuk berbagi ilmu yang kami punya,” imbuhnya.

Menurut Kang Muh, selama ini banyak yang berpendapat jika padepokan lebih banyak mengajarkan ilm beladiri ketimbang ilmu pendidikan lainnya. Pendapatnya tersebut menurutnya salah karena padepokan juga mengajarkan ilmu dan pengetahuan-pengetahuan lain yang menjadi bekal bagi murid-muridnya.

Pada kesempatan lain, Mantan Kepala Dinas Pariwisata DKI, Tinia Budiarti memiliki pandangan lain tentang padepokan. Menurut wanita yang kini menjadi salah satu penasihat di Padepokan Sangkuraga tersebut  Padepokan merupakan kata yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Asrama dan Sekolah yang menjadi satu untuk kegiatan belajar dan mengajar berbagai macam ilmu.

Padepokan lebih terkenal tempat belajar dan tempat penggemblengan juga tempat tinggal para pendekar utamanya dalam dunia persilatan. Pada mulanya kata Padepokan adalah tempat tinggal para Pujangga dalam masyarakat Jawa.

Namun seiring perjalanan waktu karena Pujangga juga menguasai Ilmu Kanuragan dan Kebatinan maka sebagian besar masyarakat Jawa beranggapan Padepokan merupakan tempat penggemblengan Para Pendekar.

“Makna sebenarnya Padepokan adalah Tempat Tinggal orang yang punya kelebihan dalam olah batin maupun ilmu Kanuragan dan juga keahlian lain yang berhubungan dengan masyarakat banyak,” jelasnya.

“Dulu para Raja maupun pembesar Kerajaan yang telah mengundurkan diri dari hiruk pikuk politik kerajaan mengasingkan diri ke tempat sepi dan mendirikan sebuak pondok yang lambat laun karena banyak yang ingin belajar maka tempat tersebut terkenal dengan nama Padepokan. Dari sinilah lahir Pendekar-pendekar Besar pada jaman dahulu dan juga Orang-orang yang duduk dalam Pemerintahan Kerajaan,” lanjutnya.

Sementara menurut Direktur Pembinaan Tenaga dan Lembaga Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Judi Wahjudin, S.S., M.Hum, padepokan merupakan sebuah pranata atau lembaga kemasyarakatan yang bergerak di bidang kebudayaan, yang di dalamnya memiliki sifat positif.

Yaitu, pendidikan informal, apakah itu terkait olahraga, olah rasa, olah hati dan olah pikir. “Jadi, ada baiknya, kita semua bisa mendukung keberadaannya, sehingga bermanfaat buat masyarakat luas,” katanya.

Menurut Judi, pihak lembaga terkait pembinaan pelaku dan kebudayaan baru berdiri Januari. Namun sudah jauh-jauh hari sebenarnya terminologi padepokan muncul dan sudah sinergi dengan pihak Direktorat Kebudayaan, tetapi dalam lingkup padepokan seni dan kebudayaan. “Sementara terkait dengan olahraga, pengobatan dan lainnya masih dalam penjajakan awal. Karena terminologi padepokan harus kita sepakati lingkupnya seperti apa. Karena di kemenkes ada salah satu direktorat, namanya direktorat penyehatan tradisional,” jelasnya

Direktorat tersebut mengakomodasi, memfasilitasi, dan mengadvokasi masyarakat, atau lembaga-lembaga yang terkait dengan pengobatan tradisional. Mulai dari herbal hingga pengobatan melalui terapi pernafasan.

Pihaknya, kata Judi, masih mengeksplorasi mengenai padepokan karena sangat beragam. “Ada juga yang menyalahgunakan terminologi padepokan untuk hal-hal yang sifatnya kurang positif,” pungkasnya. (wsa)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
17 April 2024 - 14:51
Kemhan Kembali Beli Kapal Perang

WARTAPENANEWS.COM -  Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontak pengadaan kapal perang canggih fregat jenis FREMM (Frigate European Multi-Mission). Total ada dua unit kapal yang dibeli Kemhan. Kemhan RI menjelaskan, pengadaan kapal

01
|
17 April 2024 - 14:11
Diduga Sakit Hati, Suami Bunuh Istri dengan 17 Tusukan

WARTAPENANEWS.COM -  Sakit hati gegara orangtuanya kerap dihina, seorang suami di Kabupaten Pelalawan, Riau nekat menghabisi nyawa istrinya dengan menikam 17 tusukan di kamar mandi rumah saudaranya. Dalam hitungan jam,

02
|
17 April 2024 - 13:14
Satu Terduga Pembunuh Pria Bersimbah Darah di Sampang Ditangkap

WARTAPENANEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan satu pelaku dugaan pembunuhan di Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Sampang Madura, Rabu (17/4/2023). Peristiwa berdarah itu menimpa korban IA (26) warga banyusokah, Kecamatan Ketapang, Sampang,

03