IPOL.ID – Pakar hukum tata negara, Denny Indrayana mengaku telah memperoleh informasi mengenai dugaan penetapan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Yang ditarget menjadi tersangka lagi-lagi adalah lawan oposisi. Seorang Menteri dengan inisial S*L (Syahrul Yasin Limpo),” kata Denny melalui cuitannya di Twitter, Rabu (14/6).
Menurutnya, jika informasi tersebut benar adanya maka patut diduga tujuannya adalah untuk mengganggu koalisi KPP dan menjegal pencapresan Anies Baswedan.
“Tujuannya jelas, mengganggu koalisi KPP, dan menjegal pencapresan Anies Baswedan,” ujarnya.
Meski begitu, ia tetap meyakini koalisi yang dibangun sejumlah partai termasuk Partai NasDem akan tetap solid mendukung Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024.
“Padahal, gangguan semacam ini, justru akan makin meneguhkan Partai Nasdem di dalam kaolisi,” tuturnya.
“Abang ini jangan masuk penjara, dibunuh pun tetap tidak akan berubah mendukung Anies Baswedan,” pungkasnya seraya mengutip pernyataan Ketua NasDem, Surya Paloh dalam suatu pertemuan elit partainya beberapa waktu lalu.
Sebelumnya, KPK dikabarkan telah menetapkan Mentan Syahrul Yasin Limpo sebagai tersangka. Kabar itu diungkap akun Instagram @pedeoproject.
Dalam unggahannya, @pedeoproject menyebut Syahrul Yasin Limpo bakal ditetapkan KPK sebagai tersangka dugaan penyalahgunaan SPJ, gratifikasi, dan suap.
Selain Syahrul Yasin Limpo, akun Instagram itu juga menyebut KPK menetapkan dua pejabat Kementan lainnya sebagai tersangka.
“Dalam informasi terbatas itu disebutkan bahwa SYL (Syahrul Yasin Limpo) selaku Menteri Pertanian 2019-2024 bersama-sama dengan KSD (Sekjen Kementerian Pertanian 2021 s/d sekarang) dan HTA (Direktur Pupuk Pestisida 2020-2022/Direktur Alat Mesin Pertanian tahun 2023) telah melakukan perbuatan tindak pidana korupsi (TPK),” tulis akun Instagaram @pedeoproject.
KPK ketika dikonfirmasi membenarkan telah menyelidiki dugaan korupsi di Kementerian Pertanian (Kementan). Namun lembaga antirasuah belum mengungkap nama-nama tersangka dengan alasan kasusnya masih dalam tahap penyelidikan.
“Masih tahap penyelidikan,” singkat Kabag Pemberitaan KPK, Ali Fikri ketika dikonfirmasi media, Rabu (14/6). (Yudha Krastawan)
