23 April 2025 - 10:46 10:46
Search

Menyelaraskan Zaman Pasutri Selebritis Memaknai “Bibit, Bebet, Bobot” menjadi “Berbeda Bertumbuh Bersama”

wartapenanes.com – Closeup memiliki purpose menginspirasi pasangan muda untuk mengubah mutual attraction menjadi action, bebas dari keraguan diri atau penilaian orang lain.

Walau filosofi ‘Bibit, Bebet, Bobot’ atau 3B masih menjadi tiga kriteria yang turun temurun dipergunakan keluarga saat menentukan calon pasangan hidup yang terbaik bagi anak mereka, namun muncul dampak negatif yang membuat pasangan harus menyudahi hubungan mereka, karena menganggap tidak mampu memenuhi harapan keluarga, maupun lingkungan.
Penyebabnya karena perbedaan mencolok seperti beda usia, latar belakang ekonomi, maupun suku dan ras

Menariknya muncul pergeseran kriteria generasi muda dalam memilih pasangan. Merujuk hasil studi Closeup dari responden yang sedang menjalani hubungan unconventional, orang tua dan individu yang masih single memperlihatkan penilaian lingkungan masih menjadi penghambat kelanjutan hubungan unconventional, sehingga setengah responden meragu akan masa depan hubungan mereka. Sebagian besar menganggap makna 3B kurang relevan dengan zaman, serta menginginkan makna yang lebih fresh dari filosofi Bibit, Bebet, Bobot.

Bibit :

Memastikan asal-usul bukan untuk memvalidasi stereotype akan suku/ras tertentu, tapi meyakinkan bahwa ia memiliki support system yang mendorong untuk bertumbuh.

Bebet :

Latar belakang ekonomi keluarga tidak lagi sebagai jaminan masa depan cerah, namun kemampuan seseorang untuk memaksimalkan potensi diri menjadi yang utama.

Bobot:

Pendidikan, serta keahlian saja ternyata belum memadai, butuh visi, serta tujuan yang sama pada pasangan.

Pingkan Rumondor, M. Psi., Psikolog Klinis dan Peneliti Relasi Interpersonal menyampaikan, “Dahulu filosofi 3B dimaknai untuk mengamankan harta, tanah, serta kedudukan. Jangan sedih,
cinta tidak dianggap penting, “ujarnya.

“Status symbol lebih kepada jati diri saat lahir, bukan dengan kerja keras atau ketrampilan. Namun anggapan tersebut luruh sesuai zamannya. Anak-anak muda sekarang lebih bernyali untuk menentukan pasangan hidup, hanya tinggal diselaraskan antara pandangan pasangan, keluarga, serta masyarakat. Karena pandangan masyarakat masih penting dalam membentuk pendapat pasangan serta keluarga dalam menentukan pasangan hidup.”

Kisah inspiratif dibagikan pasangan selebriti M. Fardhan dan Mikaila Patritz. Terpaut usia yang cukup jauh, selain berasal dari suku/ras berbeda. Saat penjajakan banyak yang bertanya,
bahkan sampai meragukan hubungan kami, utamanya dari keluarga, dan orang terdekat.

Tak mau larut dalam polemik ini, kami lebih mengedepankan komunikasi seputar ekspektasi dalam hidup, juga berbagi peran. Muaranya sekarang, kami mampu menjalani hidup dengan lebih berkualitas dari keyakinan diri, keluarga, serta lingkungan.(mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait