29 March 2024 - 18:21 18:21

Merebaknya Wabah Corona, Warga Spanyol yang Keluar Rumah Didenda 200 Euro

WartaPenaNews, Jakarta – Pemerintah Spanyol menerapkan sanksi yang cukup tegas, berupa denda minimal 200 euro atau sekira Rp3,5 juta. Sanksi ini berlaku bagi siapa saja yang keluar rumah di masa kebijakan lockdown untuk mencegah penularan Corona Covid-19.

Hal itu disampaikan Devita Pradinda, anak Wakil Wali Kota Depok, Pradi Supriatna. Devita adalah satu dari sejumlah mahasiswi asal Indonesia yang sedang mengenyam pendidikan di Conservatorio Profesional de Música de Las Palmas, de Gran Canaria, Spanyol.

Meski aturannya cukup ketat, namun Devita mengaku sangat bersyukur karena mendapat perhatian dari pemerintah setempat dan pihak kedutaan Indonesia.

“Alhamdulillah dari embassy sangat perhatian, kami setiap hari di hubungi via telepon. Logistik juga terjamin, kan dianterin,” katanya melalui sambungan telepon pada Jumat 27 April 2020.

Baca Juga: Program Padat Karya Tunai Irigasi PUPR Jangkau 6.000 Lokasi

Devita mengatakan, jika ada yang tertangkap ke luar rumah tanpa alasan yang jelas maka sanksi denda itu diterapkan. “Di sini (Spanyol) pada nurut, pada di rumah. Orang-orang di sini juga pada bagus (berbagi),” katanya

Sama seperti perkuliahan di Indonesia, pelajaran pun diubah menjadi sistem online.

“Tapi, yang enggak bagus di sini tuh, sebenarnya kan Corona kan dua Minggu masa inkubasinya dirumah buat menjaga diri. Nah, tugas sekolahnya tapi malah kebanyakan,” ucapnya

Devita menjelaskan, kondisi saat ini relatif stabil, namun memang ada aturan-aturan yang cukup ketat.

“Jadi, foto-foto di media itu orang keluar ke supermarket bukan karena penuh, tapi karena supermarket setiap masuk cuma boleh lima orang. Jadi, yang di luar pada nungguin, dikasih jarak. Di sini boleh keluar cuma ke supermarket dan ke apotek,” jelasnya

Lebih lanjut, mahasiswi yang sedang menggeluti seni musik klasik ini mengatakan, karena jumlah korban akibat Corona cukup tinggi, maka Pemerintah Spanyol pun sedang mensiasati penanganan medis.

“Permasalahannya itu karena bukan tenaga medisnya, tapi karena angkanya melonjak. Jadi hospitalnya (rumah sakit) banyak yang enggak memadai, karena jumlah pasien dan rumah sakit-nya tidak sebanding. Itu masalah mengkhawatirkannya, makanya kita dipaksa lockdown.”

Ia menambahkan, tiap jam 19:00 dan 20:00 malam waktu setempat, ada tradisi applause (tepuk tangan) sebagai tanda hormat untuk para medis.

Devita mengaku, di penginapannya ini ia tak sendiri. Ia bersama sekira 30 orang mahasiswa asal WNI yang juga sedang mengenyam pendidikan di Spanyol.

Pun, sang ayah, Pradi Supriatna mengaku sempat khawatir dengan kondisi salah satu anak kembarnya itu.

“Ya namanya orangtua khawatir pasti ada, tapi saya yakin dengan penanganan di sana dan saya selalu berdoa yang terbaik. Mohon doanya ya,” kata Pradi.

Spanyol merupakan salah satu negara Eropa dengan angka tertinggi kasus Covid-19. Jumlah kasus yang meninggal dunia akibat Covid-19 di Spanyol melebihi jumlah China dan mendekati Italia.

Hingga Jumat, 27 Maret 2020, merujuk data Johns Hopkins CSSE kasus kematian di Spanyol menembus 4.365. Sementara China, berada di urutan ketiga dengan jumlah kematian mencapai 3.169 kasus. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
29 March 2024 - 12:16
Antisipasi Pemudik dari Tol Cisumdawu, Tol Cipali Gelar Uji Coba Contraflow

WARTAPENANEWS.COM -  Tol Transjawa yang menghubungkan kota-kota di Pulau Jawa masih jadi pilihan utama bagi pemudik. Tol Cipali sebagai bagian dari Tol Transjawa, melakukan serangkaian persiapan jelang arus mudik. Salah

01
|
29 March 2024 - 11:14
Polisi Jaga Ketat Gereja di NTT

WARTAPENANEWS.COM -  Guna memberikan rasa aman jelang perayaan Misa Jumat Agung 2024, pasukan Gegana dari personel Brimobda NTT melakukan seterilisasi gereja. Salah satunya di Gereja Katederal Imakulata Atambua, Kabupaten Belu.

02
|
29 March 2024 - 10:12
Tarif Listrik April-Juni 2024 Tidak Naik

WARTAPENANEWS.COM - Pemerintah memutuskan tarif listrik subsidi dan nonsubsidi tidak naik di April-Juni 2024. Meski secara parameter, tarif listrik harusnya mengalami kenaikan. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,

03