WartaPenaNews, Jakarta – Ada berbagai mitos melahirkan caesar yang mungkin seringkali Bunda dengar, seperti apa?
Dari mulai asumsi jika wanita yang menjalaninya belum jadi ibu seutuhnya, sampai bayi yang dilahirkan dengan operasi caesar rawan terkena penyakit.
Sebelum menelan mitos itu bulat-bulat, yuk, cek dahulu kenyataannya. Hal pertama yang penting untuk Bunda yakini ialah baik melahirkan secara normal atau melalui operasi caesar, Bunda tetaplah ibu sepenuhnya.
Pada sejumlah keadaan, seperti letak bayi sungsang, bayi terlalu besar, kembar lebih dari 2, dan plasenta yang berada di bawah (plasenta previa), melahirkan secara caesar bahkan merupakan jalan paling baik untuk Bunda dan bayi, seperti yang diambil dari tayangan wartawan, Jakarta, Jumat, (06/12/2019).
Mitos Sekitar Melahirkan Caesar dan Kenyataannya
Sebelum berpikir beberapa macam tentang melahirkan caesar, silahkan tahu mitos dan bukti berikut ini.
1. Operasi caesar tunda proses menyusui dan “bonding time” dengan bayi
Asumsi ini tentu saja kurang tepat, karena saat melahirkan dengan operasi caesar, ada pilihan cara pembiusan yang akan dilakukan. Bila dilakukan bius keseluruhan, mungkin pemberian ASI baru dapat dilakukan saat ibu sadar penuh. Tetapi, bukan bermakna Bunda jadi gagal menyusui, kan?
Diluar itu, sejumlah besar operasi caesar biasanya menggunakan bius beberapa atau epidural yang cuma membuat ruang pinggang ke bawah mati rasa. Bius epidural akan membuat bayi yang dilahirkan melalui operasi caesar bisa langsung di taruh di dada ibu, untuk melakukan inisiasi menyusui dini (IMD) seperti melahirkan normal.
Menurut dr. Merry Dame Cristy Pane sebagai dokter dari ALODOKTER, IMD yang dilakukan pada operasi caesar sedikit berlainan dengan melahirkan normal. Pada persalinan normal, bayi akan diletakkan di perut ibu. Sedangkan pada operasi caesar, bayi akan diletakkan di dada.
Melahirkan secara caesar semestinya tidak menghalangi produksi ASI. Tetapi jika ASI masih susah keluar, Bunda dapat menggunakan pompa payudara.
2. Tidak berhasil jadi ibu karena tidak merasakan sakitnya melahirkan
Mitos melahirkan caesar yang satu ini pasti tidak benar, karena baik ibu melahirkan normal atau caesar saling merasakan sakit. Bedanya, sakit melahirkan normal terjadi saat proses persalinan, sedangkan sakit melahirkan caesar dirasakan setelah proses persalinan atau setelah dampak bius hilang. Serta, ibu yang melahirkan dengan operasi caesar dapat mengalami rasa ngilu yang lebih lama, lho.
Bunda yang melahirkan normal dan caesar juga tetap mengalami nifas, dan memiliki efek mengalami baby blues syndrome, stres pascamelahirkan, dan infeksi. Jadi, tidak jauh berlainan kan, Bunda?
3. Sekali melahirkan caesar, selamanya akan caesar
Mitos ini juga tidak tepat. Bila tidak ada masalah kesehatan, baik pada ibu atau pada janin, Bunda masih dapat melahirkan normal setelah operasi caesar, kok. Tetapi, memang ada banyak hal yang butuh diperhitungkan, seperti jarak kehamilan, alasan dilakukan operasi caesar sebelumnya, keadaan janin dan ibu, dan kisah kesehatan ibu.
4. Bayi yang lahir secara caesar rawan sakit
Kepercayaan ini tak seutuhnya salah. Bayi yang lahir secara caesar memang lebih beresiko mengalami masalah pernafasan, lebih jika proses persalinannya dilakukan sebelum umur kehamilan 39 minggu. Ini karena proses pematangan paru dan proses persalinan normal dapat menolong bayi keluarkan cairan dari paru-parunya.
Tetapi, kesehatan bayi tidak seutuhnya tergantung pada pilihan proses persalinan yang dilakukan, karena terdapat beberapa faktor lain yang mengubah, mulai dari proses menyusui, imunisasi, sampai gaya dan pola hidup sehat yang ditempuh bayi yang akan datang.
Mulai saat ini, jangan langsung yakin jika dengar mitos melahirkan caesar ya, Bunda. Baik melahirkan normal atau caesar saling memiliki keuntungan dan kerugian. Bila Bunda masih sangsi dan bingung, berkonsultasilah dengan dokter untuk memastikan proses persalinan yang paling baik buat Bunda dan Si Kecil. (mus)