WartaPenaNews, Jakarta – Penonton setia sinetron Emak Ijah Pengen ke Mekah yang tayang pada stasiun tv ditahun 2013, tentu sangat lekat dengan sosok mancung, anak perempuan cerdas dengan rambut dikucir menjulang ke atas. Bersama rekannya Sony Wakwaw, mereka menjadi ikon dan dipuja penggemarnya.
Uang Dikuras dan Diusir Dari Rumahnya
Misca yang berasal dari keluarga prasejahtera langsung berubah dratis. Hidup senang berkecukupan, serta mampu mengangkat derajat keluarganya.
Layaknya hukum di industri sinetron, selalu ada pendatang baru yang menantang, popularitas Misca pun meredup selesai sinetron perdananya. Tawaran shooting mulai sepi. Berharap sejahtera dari uang tabungan, hasil jerih payahnya shooting setiap hari, dari pagi ketemu pagi, ternyata Misca harus gigit jari.
Kini, setelah 5 tahun, hidup Misca Mancung terbilang ironis. Lepas dari kemewahan, hidup prihatin bersama ibu dan adiknya di sebuah kontrakan kecil di daerah Depok.
Lantas kemana uang, rumah dan mobil yang sempat dibeli ketika Misca berhasil mengelembungkan pundi-pundinya? Misca dan Ibunya tidak boros, namun Allah berkendak lain.
Sosok ayah yang diharap akan melindungi serta memberi support ketika dia sedang terpuruk, justru mengkhianatinya.
Tanpa sepengetahuan Misca dan Ibu, dia menarik uang secara diam-diam dari tabungan Misca melalui atm. “Dalam dua bulan, total uang yang diambil sebanyak 100 juta. “Dulu setiap hari kami selalu berada di lokasi shooting dari pagi hingga ke pagi berikutnya. Di saat itulah, dia menguras tabungan mancung. Dia tahu pasti nomer pin dari 3 atm milik Misca, “ungkap Jacky Susilowati, ibunda Misca.
Ujian Allah masih berlanjut, tak lama setelah ayahnya meninggal dunia, Misca Mancung diusir dari rumah miliknya oleh saudara perempuan ayahnya. Kurang paham dan lemah di mata hukum serta tidak mau berpolemik, Misca bersama ibu dan seorang adiknya pun mengalah. Keluar dari rumah, dan tinggal mengontrak di petakan sederhana.
“Rumah yang di Cibubur itu, dibeli dari uang jerih payah mancung ketika main sinetron. Hanya, sertifikat rumah belum dibalik nama. Secara diam-diam, suami saya telah melakukan balik nama dengan menggunakan namanya,”kata Jacky.
Terpuruk Tapi Tetap Bersyukur
Misca dan ibunya,. kini hidup terpuruk, kembali ke titik nol, jauh dari layak.
Untuk menyambung hidup, ibunya bekerja di warung makan, Misca berjualan karet gelang di sekolah. Ketika ditanya, marahkah dia dengan kondisinya ini, Misca menjawab sedih dan sedikit kesal atas ulah ayahnya.
Baca Juga: Kementerian PUPR Selesaikan 17 Sarpras Pendidikan di Provinsi Bali
“Namun sejatinya, Misca merupakan anak yang berbudi, dia memahami dan mengerti kondisi keuangan keluarga. Misca tidak malu atau sungkan berjualan karet gelang di sekolah, pulang sekolah, dia membantu di warung makan tempat saya bekerja. Cuci piring lalu mengelapnya. Membuat minuman atau mengantarkan makanan pesanan pembeli sambil menjaga adiknya yang masih kecil. Pulang dari membantu di warung, Misca harus mengerjakan peer, belajar serta menyiapkan buku untuk sekolah besok, “puji Jacky.
Ingin Kembali Main Sinetron Untuk Memberangkatkan Haji Ibunya
“Saya miris dengan kondisinya, sebagai orang tua saya tidak mampu memberikan rasa nyaman dan yang terbaik untuk dirinya. Sampai-sampai untuk membeli Hp saja saya tidak mampu, “keluh Jacky sambil berlinang air mata.
“Walau galau dengan keadaannya, Misca selalu bersyukur dengan kehidupan sekarang. Masih ada ibu, masih punya tempat untuk berteduh dan masih bisa bersekolah dan punya teman. Namun Misca tetap berhasrat untuk terus melakoni seni peran yang telah menjadi bagian dari jiwanya. Jika kesempatan itu datang, dan mendapatkan penghasilan, Misca berniat untuk memberangkatkan ibunya naik haji.
Memang sulit hanya mengandalkan fisik ketika Misca beranjak besar, namun dengan kekuatan akting yang dimiliki, serta kesempatan yang diberikan oleh insan perfilman, Misca yakin dapat memberikan yang terbaik dalam setiap produksi. Semoga…(bud)
