WartaPenaNews, Bekasi – Kunjungan Nur Azizah Tamhid (NAT) ke daerah pemilihan Jabar VI di Bekasi menjadi ajang keluh dan kerisauan masyarakat. Keluh kesah yang disampaikan terutama tentang ramainya RUU-Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang banyak menuai kecaman dan penolakan masyarakat.
Selain itu, NAT juga mendengarkan keluah kesah warga tentang adanya wacana penyederhanaan kurikulum 2013 dengan meleburkan beberapa mata pelajaran, di mana PPKN bakal dilebur dengan mata pelajaran agama menjadi Pendidikan Agama, kepercayaan, dan nilai-nilai Pancasila.
“Meski belum sampai pada keputusan penetapan, hal tersebut banyak ditentang oleh masyarakat. Agama adalah sumber nilai kehidupan, tidak bisa hanya menjadi cuplikan kecil pembelajaran di sekolah, pun apalagi hanya menjadi ekskul atau kegiatan tambahan pilihan, mau jadi apa generasi kita mendatang,” ujar seorang tokoh masyarakat kepada NAT.
Mendengar keluh kesah ini, polisi perempuan dari Fraksi PKS DPR RI ini mengatakan, Undang-Undang Dasar RI 1945 secara tegas dan jelas dalam alinea ke 4 juga serta Bab XI pasal 29 ayat 1 menegaskan, negara RI berdasar atas Ketuhanan yang Maha Esa.
Ini artinya, agama yang mengatur tatanan kehidupan dengan sempurna, wajib dan seharusnya nilai agama mendapat porsi utama dalam pendidikan di semua jenjang mulai pra sekolah hingga sekolah tinggi.
“Pun demikian dalam menghadapi carut marut problem yang sedang dihadapi saat ini. Baik krisis akibat pandemic covid-19 dan lainnya, sudah seharusnya kita kembali bersungguh menjalankan nilai agama yang dimulai dari pribadi, keluarga dan masyarakat karena inilah kunci tercapainya kenyamanan hidup dunia dan akhirat,” tegasnya.
NAT menemui masyarakat wilayah Bekasi Timur bertempat di Kantor Dewan Pimpinan Cabang PKS Bekasi Timur di wilayah Kelurahan Aren Jaya. Selain itu juga di rumah Tahfidz Cahaya Quran Jalan Borobudur I Aren Jaya menemui tokoh masyarakat, Ketua Penggerak PKK dan Tokoh Majlis Ta’lim. Di tutup menemui masyarakat Jatisampurna yang bergiat dengan Kampung Sedekahnya.(oye)
