20 April 2025 - 17:37 17:37
Search

Pascagempa Gempa M6.4 Pacitan, BPBD DIY Tangani Korban dan Pendataan

Warga masyarakat berhamburan keluar rumah saat gempa magnitudo (M)6,4, Jumat (30/6), pukul 23.00 WIB. Foto: BNPB

IPOL.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di wilayah terdampak melakukan penanganan korban, prioritas tanggap darurat pascagempa magnitudo (M)6,4. Hal tersebut disampaikan Pusat Pengendalian Operasi BPBD Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada Sabtu (1/7) dini hari.

Sejumlah petugas BPBD dan unsur terkait di wilayah DIY melakukan upaya tanggap darurat, seperti penanganan korban luka-luka, pendirian tenda pengungsian dan penyediaan makan dan minum warga terdampak.

BPBD juga melakukan kaji cepat dan kaji kebutuhan pascagempa. Daerah yang warganya merasakan guncangan antara lain di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Kulon Progo dan Sleman.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per Sabtu (1/7), pukul 08.10 WIB tercatat korban jiwa dengan total terdampak 106 Kepala Keluarga (KK), mengungsi 5 KK, luka-luka 9 orang dan meninggal dunia 1 orang.

“Korban luka-luka teridentifikasi di Kabupaten Gunung Kidul ada 2 orang, Bantul 1 dan Sleman 1 orang. Sedangkan korban meninggal 1 orang di Kabupaten Bantul. Warga terdampak terbanyak berada di Kabupaten Gunung Kidul 58 KK, Bantul 31 KK, Kulon Progo 16 KK dan Sleman 3 KK,” terang Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari pada awak media, Sabtu (1/7).

Sebanyak 5 KK masih mengungsi di Padukuhan Kuwon Kidul, Pacarejo, Semanu, Gunung Kidul.

Gempa berdampak, kerusakan bangunan di DIY tercatat total rumah rusak ringan 102 unit dan rusak sedang 4 unit. Guncangan gempa juga berdampak pada fasilitas umum, di antaranya perkantoran 15 unit, tempat ibadah 5, fasilitas usaha 3, pendidikan 2 dan kesehatan 2.

Dampak rumah rusak terbanyak berada di Kabupaten Gunung Kidul sebanyak 58 unit, Bantul 31, Kulon Progo 16 dan Sleman 1.

Gempa yang berpusat 81 km selatan Kota Wates juga berdampak di wilayah Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim). Hampir semua warga kabupaten di Jateng merasakan guncangan gempa berkedalaman 67 km tersebut.

BNPB mencatat 11 kabupaten yang warganya merasakan guncangan gempa, antara lain Kabupaten Tegal, Kebumen, Purbalingga, Wonogiri, Purworejo, Wonosobo, Magelang, Banyumas, Banjarnegara, Klaten dan Brebes.

Sebanyak 102 KK terdampak di wilayah Provinsi Jateng, dengan jumlah terbanyak berada di Kabupaten Wonogiri 67 KK. Selanjutnya keluarga terdampak juga teridentifikasi di Kabupaten Kebumen 13 KK, Purbalingga dan Wonosobo masing-masing 6 KK, Purworejo 4 KK, Magelang, Banyumas, dan Banjarnegara 2 KK, sedangkan Kabupaten Tegal dan Brebes masing-masing 1 KK.

Sebanyak 2 KK atau 4 jiwa mengungsi ke tempat kerabat terdekat dan 1 warga mengalami luka sedang di Kabupaten Kebumen.

Kerusakan rumah di Provinsi Jateng mencapai 102 unit dengan rincian rusak ringan 88 unit, rusak sedang 13 dan rusak berat 1. Kerusakan rumah di antaranya ada di Kabupaten Wonogiri sebanyak 67 unit dan Kebumen 11.

Selain tempat tinggal, kerusakan juga terjadi pada fasilitas publik, seperti fasilitas umum 8 unit, tempat ibadah 3, fasilitas pendidikan 3 dan jaringan listrik.

Di Provinsi Jatim, dampak gempa dirasakan warga di Kabupaten Trenggalek, Ponorogo dan Tulungagung. Sebanyak 14 KK terdampak di provinsi ini, antara lain Kabupaten Pacitan 10 KK, Ponorogo 2 KK, Tulungagung dan Trenggalek masing-masing 1 KK.

Total kerusakan rumah warga di Jatim sebanyak 37 unit, dengan rincian rusak sedang 18, rusak ringan 15 dan rusak berat 4. Rumah rusak paling terdampak berada di Kabupaten Pacitan dengan rincian rusak sedang 17 unit, rusak ringan 15 dan rusak berat 1.

BNPB terus melakukan koordinasi dengan BPBD di daerah-daerah terdampak gempa. Fenomena geologi terjadi pada Jumat (30/6) sekitar pukul 19.57 WIB. Hasil analisis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memutakhirkan parameter gempa berada pada 81 km selatan Kota Wates, DIY, berkedalaman 67 km. Magnitudo terkoreksi pada M6,0.

Sebelumnya, BNPB mencatat satu warga Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), meninggal dunia akibat gempa magnitudo (M)6,4, Jumat (30/6), pukul 23.00 WIB.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan koordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) terdampak di wilayah DIY, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) dan Provinsi Jawa Timur (Jatim).

Berdasar informasi, 1 warga meninggal dan 1 lainnya luka ringan di Kabupaten Bantul. Sedangkan di Kabupaten Tegal, Provinsi Jateng, 1 warga luka ringan.

BPBD Kabupaten Kebumen di Jateng melaporkan 11 KK warga terdampak, 1 KK (2 jiwa) di antaranya mengungsi. Sedangkan di Kabupaten Purbalingga 4 KK (15 jiwa) terdampak. Petugas BPBD setempat masih melakukan pendataan dan penanganan darurat di lapangan.

Total rumah rusak sementara terdata, sebanyak 93 unit rusak ringan hingga sedang. Petugas pun masih terus mendata jumlah rumah terdampak, baik di wilayah DIY, Jateng dan Jatim.

Rincian rumah rusak di beberapa wilayah, sebagai berikut, di Provinsi Jateng, yaitu di Kabupaten Kebumen, rumah rusak ringan 8 unit dan rusak sedang 2 unit. Kabupaten Magelang dan Tegal, rumah rusak masing-masing sebanyak 1 unit, sedangkan di Kabupaten Purbalingga, rusak 4 unit.

Sebaran di Provinsi Jatim, data sementara teridentifikasi di Kabupaten Pacitan rumah rusak 28 unit.

Di wilayah DIY, BPBD mencatat rumah rusak 30 unit di Kabupaten Bantul dan 19 di Kabupaten Gunung Kidul.

Dampak gempa juga merusak fasilitas umum seperti tempat ibadah, sekolah, pemerintah, kesehatan maupun jaringan listrik.

Kerusakan ringan fasilitas ibadah sebanyak 1 unit dan jaringa listrik di Kebumen. Sedangkan di DIY, sekolah rusak 1 unit dan fasilitas pemerintah 5 unit di Gunung Kidul, fasilitas pendidikan 1 unit di Bantul dan fasilitas kesehatan 1 unit di Kulon Progo. Di Kabupaten Pacitan, kantor rusak 4 unit dan sekolah 2 unit.

Berdasar parameter BMKG, gempa M6,4 berpusat di 86 km barat daya Bantul, DIY, dengan kedalaman 25 km, terjadi pada Jumat (30/6), pukul 19.57 WIB. Dilihat pemodelan BMKG, pusat gempa berada di laut itu tidak berpotensi tsunami.

Sementara itu, melihat intensitas guncangan dengan skala MMI atau Modified Mercally Intensity, BMKG mengidentifikasi wilayah Kulon Progo, Nganjuk, Kebumen dan Ponorogo pada IV MMI, sedangkan Kediri III – IV MMI dan Mojokerto III MMI.

BMKG mendeskripsikan semakin tinggi tingkat MMI, dampak dirasakan semakin besar. (Joesvicar Iqbal)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait