WartaPenaNews, Jakarta – Pengamat Migas Ferdinand Hutahaean mengatakan restrukturisasi Pertamina berdampak besar bagi perusahaan, baik dari sisi manajemen, struktur, organisasi perusahaan, sumber daya manusia, efisiensi, dan bisa berfokus pada bisnis.
Menurutnya, restrukturisasi akan menjadikan perusahaan migas plat merah itu menjadi besar, namun lebih ramping dan lebih gesit dalam akselerasi pekerjaan karena pengambilan keputusan bisa semakin cepat lantaran layer ruang pengambilan keputusan semakin sedikit.
“Tentu kinerja perusahaan baik holding maupun subholding akan semakin gesit dan lebih fokus serta tidak lagi birokratis yang berkepanjangan. Tentu kondisi ini akan membawa dampak positif bagi kinerja perusahaan. Ada efisiensi, kecepatan dan tentu akan berdampak pada target perolehan pendapatan dan laba perusahaan,†ujar Ferdinand ketika dimintai komentarnya, Sabtu (31/7/2021).
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI) ini menambahkan, restrukturisasi akan berpengaruh pada pola mekanisme kerja yang cepat, akselerasi lebih gesit, fokus bisnis perusahaan pada main core bisnis dan tidak lagi melakukan usaha diluar main core yang ada.
“Ini akan menjadikan perusahaan menjadi lebih spesifik dalam menjalanlakan bisnisnya. Restrukturisasi ini adalah upaya menata ulang atau menata baru struktur perusahaan supaya lebih fokus dan terarah. Tentu dampak dari ini semua adalah efisiensi biaya dan peningkatan pendapatan serta laba perusahaan,†terang Ferdinand.
Restrukturisasi yang sudah berjalan 1 tahun ini harusnya membawa peningkatan pendapatan dan laba bagi Pertamina. “Saya melihat ada peningkatan kinerja tapi masih harus menyelesaikan target Restrukturisasi seperti pelepasan anak petusahaan yang tidak terkait dengan core bisnis pertamina,†sambung dia.
Ferdinand percaya terhadap management yang sekarang akan mampu mencapai target dan tujuan restrukturisasi perusahaan. “Saya melihat banyak perubahan yang terjadi termasuk pembenahan anak perusahaan. Kita dorong saja management untuk lebih gencar lagi mengejar target restrukturisasi agar Pertamina berada dalam struktur dan komposisi yang diharapkan,†ujarnya.
Dia juga beharap restrukturisasi bisa menambah akaelerasi kinerja, efisiensi dan pendapatan. Sebab, semua itu adalah tolok ukut keberhasilan dari program reatrukturisasi. Hal ini pernah dibuktikan Pertamina dengan keberhasilannya meraub laba Rp 14 triliun pada semester I lalu, di mana perusahaan migas yang lain mengalami kerugian akibat pandemi.
“Nah ini kita melihat ada perbaikan dan peningkatan kinetja Pertamina meski masih harus digeber lagi untuk mencapai target maksimal dan harapan dari restrukturisasi ini dilakukan. Saya percaya management dibawah pimpinan Ibu Nicke akan mampu menuntaskan ini dengan baik,†tutup Ferdinand. (rob)