IPOL.ID – Berprofesi sebagai pengusaha katering, Hariroh (53) warga asal Ciputat tidak menyangka akan menderita penyakit komplikasi dan mengharuskannya menjalani hemodialisa rutin. Hariroh ditemui oleh tim jamkesnews.com Kamis 04/05, di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Fatmawati saat menceritakan kisahnya setelah menjalani pengobatan selama kurang lebih sepuluh tahun dengan berbagai metode pengobatan.
“Pertama kali dibawa untuk melakukan pengobatan di rumah sakit saya didiagnosa terkena diabetes akibat dari pola hidup yang kurang sehat. Namun akhir-akhir ini kondisi saya semakin menurun dikarenakan terjadi komplikasi penyakit gagal ginjal kronis yang saya alami, maka dari itu dokter mengatakan saya harus menjalani cuci darah sebagai pengobatan untuk membantu fungsi ginjal, selama hampir dua minggu disini saya sudah enam kali cuci darah,” ungkapnya.
Sebelum menjalani pengobatan penyakit komplikasinya menggunakan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), dirinya mengatakan sudah pernah menempuh terapi herbal lima tahun lamanya, namun ia tidak merasakan manfaatnya. Akhirnya ia memutuskan untuk menempuh jalur medis secara pribadi, setelah hampir empat tahun menanggung sendiri biayanya Hariroh merasa sangat terbebani, sampai akhirnya ia mendaftar sebagai peserta JKN pada awal tahun ini.
“Saya cukup menyesali kenapa gak dari dulu saya daftar jadi peserta BPJS Kesehatan, dengan iurannya yang ramah di kantong saya bisa berobat rutin tanpa perlu membayar mahal, apalagi saat ini saya harus rutin cuci darah dengan biaya yang kalau bayar sendiri bisa jutaan untuk sekali tindakan. Ditambah lagi pelayanan dari rumah sakit juga sama baiknya dengan pasien lain tanpa ada pembedaan sedikitpun,” tutur Hariroh.
Berbekal kepesertaan segemen Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) atau lebih populer disebut peserta mandiri, dirinya terdaftar dengan kelas rawat satu. Hariroh menyebut pihak RSUP Fatmawati sangat menghargainya sebagai peserta JKN, bahkan dari pengalamannya sebagai pasien umum belum pernah ia merasakan kepuasan yang sama, kecepatan pelayanan dari setiap petugas baik medis dan non medis serta fasilitas yang nyaman.
“Alhamdulillah setelah jadi peserta BPJS Kesehatan sekarang saya gak perlu mengeluarkan uang jutaan rupiah lagi alias gratis untuk mengobati diabetes dan cuci darah karena sudah ditanggung sepenuhnya. Dengan terhindarnya saya dan keluarga dari mahalnya biaya pengobatan berkat jaminan BPJS Kesehatan, saya menjadi lebih bersemangat untuk melanjutkan pengobatan penyakit ini,” tambahnya.
Disamping itu, dirinya membeberkan penyebab timbulnya penyakit diabetes yang dialaminya berasal dari kebiasaannya sehari-hari yang terlalu banyak mengonsumsi gula yang terkandung dalam susu kental manis. Tanpa disadari setelah puluhan tahun mengulangi kebiasaan tersebut, hasilnya saat usia semakin bertambah Hariroh harus menerima kenyataan penyakit diabetes melekat pada tubuhnya.
“Saking sukanya saya mengonsumsi susu kental manis, dalam satu gelas takaran 150 ml setengahnya itu isinya murni susu kental manis saja, sedangkan sisanya barulah air putih yang saya tuangkan, itupun hanya sedikit tidak sampai setengah gelas. Kebiasaan itu diulang-ulang secara terus menerus hampir setiap hari, sehingga wajar saja kadar gula saya menjadi tinggi dan tidak terkontrol,” lanjutnya.
Untuk itu Hariroh berpesan kepada seluruh masyarakat yang saat ini masih memiliki tubuh yang sehat untuk tetap menjaga pola hidup sehat, dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang baik untuk tubuh. Selain itu dirinya juga tak lupa mengingatkan pentingnya memiliki jaminan kesehatan sebagai proteksi diri dan keluarga.
“Peribahasa sehat itu mahal ternyata benar terasa setelah kita tidak bisa menjaganya dengan baik, karena saat sakit dan butuh pengobatan pasti kita akan mengeluarkan uang yang banyak, untuk itu sebagai antisipasi kita harus menjaga gaya hidup sehat dan mendaftarkan diri sebagai peserta BPJS Kesehatan, supaya terhindar dari penyakit dan juga biaya pelayanan kesehatan yang mahal,” pungkas Hariroh dengan semangat. (adv)