24 April 2025 - 05:12 5:12
Search

Pengurus Besar PGRI Menjawab Mosi Tidak Percaya

Tim sembilan anggota PB PGRI menanggapi serius adanya mosi tidak percaya dari sejumlah pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) provinsi terhadap kepemimpinan Ketua Umum PB PGRI sekarang di Jakarta, Jumat (16/6). Foto: Ist

IPOL.ID – Adanya mosi tidak percaya dari sejumlah pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) provinsi terhadap kepemimpinan Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi ditanggapi serius oleh tim sembilan anggota PB PGRI.

Ketua PB PGRI, Huzaifa Dadang menuturkan bahwa pihaknya sangat perihatin atas kemelut yang terjadi di internal PGRI. Sehingga mengakibatkan soliditas dan solidaritas kepengurusan di tingkat pusat dan daerah menjadi tidak harmonis.

“Apabila hal ini terus berlanjut, sangat dikhawatirkan perpecahan dalam tubuh PGRI akan semakin meluas,” ujar Dadang dalam keterangan tertulisnya, Jumat (16/6) malam.

Dia menjelaskan, ada beberapa pertimbangan yang disampaikan dalam mosi tidak percaya oleh beberapa pengurus PGRI provinsi dan kabupaten/kota tersebut.

Secara umum, lanjut Dadang, tim sembilan ini meneroma dan maklumi, karena PB PGRI juga melihat dan merasakan hal yang sama dalam dinamika kepengurusan Ketum PB PGRI, Unifah Rosyidi sangat tidak bijak.

Baik dalam memimpin organisasi dan sangat emosional, sehingga selalu berkonflik dengan beberapa pengurus lainnya. Organisasi tidak dijalankan secara kolektif kolegial, sebagaimana diamanatkan dalam AD/ART.

“Kami juga melihat dan merasakan bahwa PB PGRI di bawah kepemimpinan Ibu Unifah Rosyidi tidak punya visi baik dan terukur dalam membawa organisasi PGRI menjadi lebih dihormati dan disegani, baik oleh pemerintah maupun organisasi guru lainnya,” tandasnya.

Untuk itu, tim sembilan ini memohon kepada Dewan Pembina agar mengadakan pertemuan dengan PB PGRI dan pengurus provinsi untuk mengklarifikasi dan menyelesaikan sengketa antara pembuat mosi tidak percaya dengan ketua umum.

Tim sembilan berharap agar organisasi PGRI harus tetap solid dan semakin kokoh berdiri tegak di negara kesatuan Republik Indonesia. Berbagai dimensi dan elemen bangsa harus diberi ruang untuk mengembalikan kejayaan PGRI seperti di masa lalu.

“Mereka yang pernah berseberangan sedapat mungkin dirangkul kembali, diajak dialog untuk membahas langkah-langkah strategis memajukan PGRI. Ego sektoral dan ambisi pribadi dikesampingkan dulu, demi keutuhan dan kejayaan PGRI, sebagaimana diamanatkan oleh para pendirinya,” pungkas Dadang. (Joesvicar Iqbal)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait