20 April 2024 - 10:51 10:51

Penjualan Smartphone Huawei Terus Merosot

WartaPenaNews, Jakarta – Huawei mengakui, bahwa penjualan smartphone-nya merosot hingga 40 persen. Untuk menekan kerugian, pihak perusahaan akan memangkas produksi di tengah ancaman daftar hitam AS.

Pendiri dan CEO Huawei, Ren Zhengfei membuat pengumuman bahwa penjualan smartphone luar negeri raksasa telekomunikasi China itu anjlok di markas besar di Shenzhen, setelah Washington menuduh perusahaan itu membawa ancaman spionase dan bekerja sebagai pengikut Beijing.

“Ya, (penjualan) telah turun 40 persen,” katanya, melansir Daily Mail, Senin (17/6).

Dia tidak memberikan rincian lebih lanjut tentang kejatuhan penjualan. Tetapi, seorang juru bicara Huawei kemudian mengklarifikasi, bahwa dia mengacu pada penurunan 40 persen dari Mei hingga Juni setelah ancaman daftar hitam AS.

Huawei adalah produsen ponsel pintar nomor dua di dunia tahun lalu, di depan Apple dan di belakang Samsung Korea Selatan, serta penyedia peralatan jaringan telekomunikasi terbesar.

Huawei mengatakan, telah mengirim total 206 juta smartphone pada 2018, sekitar setengahnya di Cina dan setengahnya di luar negeri.

Ren mengatakan, Huawei berencana mengurangi produksinya sebesar $ 30 miliar selama dua tahun ke depan untuk keluar dari badai. Dia tidak merinci lini bisnis mana yang akan paling dikuasai.

Huawei memperoleh lebih dari $ 100 miliar pendapatan pada tahun 2018, sehingga pengurangan $ 30 miliar akan menyamakan sekitar 30 persen dari keseluruhan bisnis tahun lalu.

“Pada 2021, kami akan mendapatkan kembali vitalitas kami dan (terus) memberikan layanan kepada masyarakat manusia,” katanya.

Huawei telah muncul sebagai tulang kunci pertikaian dalam perang dagang Cina-AS yang lebih luas yang telah melihat tarif yang dikenakan untuk barang-barang bernilai ratusan miliar dolar.

Pemerintahan Presiden Donald Trump pada dasarnya telah melarang Huawei dari pasar AS yang besar. AS khawatir bahwa sistem yang dibangun oleh Huawei dapat digunakan oleh pemerintah China untuk melakukan spionase melalui ‘pintu belakang’ keamanan rahasia yang dibangun ke dalam peralatan jaringan telekomunikasi.

Ketakutan itu sebagian besar berkisar pada latar belakang Ren sebagai mantan insinyur militer Tiongkok, dan pertanyaan tentang struktur kepemilikan perusahaan Huawei yang dipegang secara pribadi, yang oleh beberapa kritikus katakan tidak biasa dan buram.

Huawei dengan tegas membantah memiliki hubungan dengan pemerintah China dan mengatakan Amerika Serikat tidak pernah memberikan bukti tuduhannya.

Pemerintahan Trump mendesak negara-negara lain untuk melarang peralatan Huawei dari jaringan mereka, khususnya dalam peluncuran jaringan 5G super cepat, sebuah proyek global di mana Huawei diharapkan memainkan peran utama.

Kampanye AS telah mendorong sejumlah perusahaan teknologi besar, termasuk pemasok dan merek semi-konduktor terkemuka seperti Facebook dan Google, untuk menangguhkan kerja sama dengan Huawei. (*/dbs)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
17 April 2024 - 14:51
Kemhan Kembali Beli Kapal Perang

WARTAPENANEWS.COM -  Kementerian Pertahanan RI menandatangani kontak pengadaan kapal perang canggih fregat jenis FREMM (Frigate European Multi-Mission). Total ada dua unit kapal yang dibeli Kemhan. Kemhan RI menjelaskan, pengadaan kapal

01
|
17 April 2024 - 14:11
Diduga Sakit Hati, Suami Bunuh Istri dengan 17 Tusukan

WARTAPENANEWS.COM -  Sakit hati gegara orangtuanya kerap dihina, seorang suami di Kabupaten Pelalawan, Riau nekat menghabisi nyawa istrinya dengan menikam 17 tusukan di kamar mandi rumah saudaranya. Dalam hitungan jam,

02
|
17 April 2024 - 13:14
Satu Terduga Pembunuh Pria Bersimbah Darah di Sampang Ditangkap

WARTAPENANEWS.COM - Polisi berhasil mengamankan satu pelaku dugaan pembunuhan di Desa Jelgung, Kecamatan Robatal, Sampang Madura, Rabu (17/4/2023). Peristiwa berdarah itu menimpa korban IA (26) warga banyusokah, Kecamatan Ketapang, Sampang,

03