wartapenanews.com – Gen – Z menjadi tunas bangsa yang kelak akan menghasilkan generasi emas Indonesia (2045).
Memperingati Hari Perempuan Internasional, Dettol menghadirkan 3 role model perempuan muda Indonesia yang telah menorehkan prestasi pada bidang olahraga.
Didampingi oleh ibunda tercinta yang menjadi support system berkualitas Nyimas Bunga Cinta, (15 tahun) atlet skateboarder, Praisey Blessed, atlet basket (13 tahun) dan Ashaqila Leciashira K Sigar, atlet Baseball (12 tahun) berbagi cerita dari awal menekuni olahraga hingga sanggup menorehkan
prestasi di tingkat nasional maupun internasional.
Tampilnya role model perempuan muda Indonesia mampu melawan stigma, bahwa Gen-Z tidak identik dengan generasi rebahan atau malas beraktivitas serta berkeringat.
Diharapkan ke depan pencapaian mereka tersebut dapat menginspirasi generasi muda Indonesia agar mau berolahraga, beraktivitas di luar rumah, tanpa khawatir keringat, bau dan hitam karena terpapar Matahari.
Bunga awalnya menyukai skateboarder ketika ayahnya menunjukan atraksi atlet dunia yang sedang meluncur di atas bilah papan dengan gerakan indah.
Merasa senang, tertarik kemudian terinspirasi Bunga mulai mencari tahu dan berlatih.
Walau tidak banyak perempuan Indonesia yang menggemari olahraga ini, Bunga tetap optimis dan rajin berlatih.
Sejumlah prestasi berhasil ditorehkannya di tingkat nasional maupun internasional.
Tentunya memilih profesi sebagai atlet Skateboarder menghadirkan tantangan tersendiri. Saat ini ia sedang cedera pada tempurung lutut.
“Sudah sering sih, namun jika kondisinya memungkinkan saya terus berlatih. Baru berhenti manakala dokter menyarankan untuk istirahat total.
Ia merasa dengan olahraga mampu melatih mentalnya untuk selalu sportif, “katanya.
Walau hobi, kadang hadir perasaan jenuh. Biasanya Bunga mengatasinya dengan duduk sambil memperhatikan teman-temannya bermain. “Saat di rumah, aku bebas menikmati street food favoritku atau mendengarkan musik. Biasanya tak berselang lama, muncul semangat untuk kembali berolahraga.”
Karena dianggap olahan yang tidak umum bagi perempuan, komentar miring sering kali ia dengar.
“Aku jarang sih masukan ke hati, tapi justru aku tunjukan dengan prestasi, “katanya bijak
“Selain prestasi, hal berharga yang aku dapatkan, banyaknya teman baru sesama atlit Skateboarder, “kata Bunga yang senang beraktivitas dan tidak takut berkeringat.
Lain ceritanya dengan Ashaq, yang mengaku jatuh hati dengan Baseball ketika sedang berolahraga bersama keluarganya di Gelora Bung Karno.
“Saya melihat para atlit sedang berlatih dan menunjukan kemampuannya, kok menarik ya? Gerakan mereka tangkas dalam menangkap bola. Ini menjadi daya tarik utama buat saya. Dari sini lalu saya mencari tahu, kemudian bergabung dalam sebuah klub, “katanya.
“Sejak itulah dunia saya kian berwarna, selain sekolah, aktivitas berlatih Baseball menjadi rutinitas saat week end.
Menyenangkan, selain berprestasi, Ashaq mengaku dapat mengontrol emosi dengan baik sejak berlatih Baseball.”
Ini dialaminya manakala bola melesat dan tidak tertangkap olehnya, sorakan kubu lawan pun terdengar keras.
“Tak perlu kesal atau emosi, saya tetap tenang dan mengontrol emosi. Utamanya berusaha untuk fokus agar kegagalannya tersebut tidak terulang. Baseball telah menjadi lifestyle saat week end. Saya senantiasa bersemangat untuk berlatih, jika jenuh itu tidak lama. Paling sehari, terus semangat kembali kala melihat teman-temannya berlatih, “ujarnya.
Bagi Praisey, Basket merupakan olahraga lintas generasi di keluarganya. Mengaku menuruni bakat ibundanya yang mantan pebasket nasional, selain keluarga besarnya banyak yang mahir bermain basket.
Dari sering melihat ibunda bertanding, Praisey yang saat itu berusia 8 tahun kemudian tertarik untuk berlatih basket. Bagiku, basket lebih menarik karena dilakukan bersama tim yang membutuhkan kerjasama yang baik.”
Praisey menambahkan, ” Ibu menjadi support system terdepan buatku. Saat mengalami kendala, ibu rela mengundurkan diri dari pekerjaan. Selama setahun ibu mensupport, melatih langsung serta mendampingi saat latihan.”
Basket telah menjadikan pribadiku jauh lebih handal, utamanya dalam memanej waktu.
Tidak ada istilah jenuh, jika pun mengalami, langsung hilang ketika melihat orang sedang bermain.” (mus)