WartaPenaNews, Jakarta – PT Pertamina (Persero) kembali mencatatkan namanya sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam daftar Fortune Global 500 tahun 2021. Dengan nilai revenue perusahaan sebesar 41,47 miliar dolar AS pada tahun buku 2020, Pertamina berada di posisi 287.
Sejumlah kalangan ikut bangga dengan prestasi yang diukir BUMN sektor migas ini. Salah satu yang bangga dengan prestasi tersebut adalah anggota Komisi VI DPR RI Melani Leimena Suharli.
Melani mengatakan prestasi yang ditorehkan Pertamina membanggakan ditengah kondisi BUMN lain yang tengah kesulitan likuiditas. Dia pun berharap Pertamina bisa mempertahankan capaian tersebut.
“Prestasi ini sesuatu yang membanggakan. Pertamina berhasil menjalankan programnya dengan berbagai inovasi ditengah kesulitan,” kata Melani saat dimintai komentarnya, Rabu (4/8/2021).
Capaian Pertamina tidak bisa lepas dari kinerja positif pada tahun 2020 lalu. Perusahaan ini berhasil mencatat kinerja keuangan yang positif pada tahun 2020 dengan mencetak laba bersih konsolidasian (Audited) sebesar USD1,05 miliar atau sekitar Rp 15,3 triliun (asumsi nilai tukar Rupiah selama tahun 2020 Rp14.572 per Dolar AS).
“Prestasi Pertamina yang berhasil membukukan keuntungan menjadi salah satu prestasi. Pencapaian layak bagi Pertamina memperoleh prestasi tersebut,” sambung Melani yang juga anggota Fraksi Demokrat.
Lantaran prestasi itu, Pertamina layak menjadi salah satu perusahaan masuk jajaran Fortune 500. Apalagi, situasi pandemi sekarang ini tidak sedikit BUMN mengalami kerugian.
“Perolehan revenue perusahaan sebesar 41,47 miliar dolar AS membuktikan Pertamina berhasil mengatur arus keuangannya. Mereka juga berhasil melakukan inovasi secara maksimal,” terang Melani.
“Keberhasilan ini tak lepas dari gebrakan ibu Nickle dalam memimpin Pertamina. Ibu Nickle berhasil dalam memimpin BUMN Pertamina. Karena jika pemimpin perusahaan bagus perusahaannya juga ikut bagus,” sambung Melani.
Terkait, dengan rencana restrukturisasi, Melani kembali mendukung rencana tersebut. Dia hanya mengingatkan agar Pertamina bisa melihat lebih jeli terkait prospek bisnis rencana tersebut. “BUMN ini harus bisa memilah mana perusahaan yang kinerjanya baik dan layak utk direstrukturisasi. Dan Mana perusahaan yang layak dijadikan holding,” tutupnya. (rob)
