21 April 2025 - 01:06 1:06
Search

Pertunjukan Bedug Kerok di Banten Cetak Rekor Muri

Pertunjukan Bedug Kerok di Banten Cetak Rekor Muri

IPOL.ID – Sebanyak 1.110 orang mengikuti pertunjukan seni Bedug Kerok di Kampung Seni Yudha Asri, Desa Mander, Kecamatan Bandung, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Minggu (2/7).

Pertunjukan yang didukung kelompok sukarelawan Gardu Ganjar itu berlangsung meriah hingga mampu memecahkan rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

“Dari jumlah saja sudah verified dan dari segi penampilan juga verified maksudnya sudah memenuhi kualifikasi mendapatkan sertifikat atau award dari Museum Rekor Indonesia,” kata Shri Yogi Lestari selaku perwakilan Muri.

Dalam penampilan tersebut, terdapat 1.001 pemain kentongan atau yang biasa disebut kohkol oleh masyarakat setempat. Sisanya, terdiri dari 100 pemain bedug dan sembilan pemain instrumen musik lainnya.

Gagasan untuk mendaftarkan penampilan Bedug Kerok ke Muri diakui atas inisiatif Pembina Paguyuban Seni Budaya Tradisional (Pasentra) Abah Elang Mangkubumi yang juga selaku Penasehat Gardu Ganjar.

Setelah menyaksikan pertunjukan Bedug Kerok oleh 1.110 orang secara langsung di Kampung Seni Yudha Asri Banten, Shri pun mengaku terkesan dengan penampilan seni maupun suasana perkampungannya yang rimbun.

“Muri sangat mengapresiasi karena karya seni di Kampung Seni Yudha Asri ini dibawakan dengan semangat gotong royong dan kebersamaan,” ungkap Shri.

Menurutnya, perkampungan dengan latar belakang masyarakat yang sangat kental dengan seni budaya tradisional seperti di Kampung Seni Yudha Asri terbilang sudah jarang.

“Atas perhatian dari Abah Elang juga saya hadir disana, ternyata cocok rasanya secara budaya, cita rasa dan karsa itu cocok. Energinya baik,” tutur Shri.

Sementara, Abah Elang menegaskan, tujuan mengusulkan Bedug Kerok ke Muri adalah untuk melestarikan kesenian tersebut. Sesuai komitmen Calon Presiden 2024, Ganjar Pranowo selaku Dewan Kehormatan Pasentra.

“Bedug Kerok ini kemudian kami usulkan ke Muri dan alhamdulillah hari Selasa atau Rabu (4-5 Juli 2023) akan memberikan penghargaan tersebut insyaAllah di Gedung Muri,” jelas Abah Elang.

Abah pun menceritakan sejarah pembuatan kesenian Bedug Kerok yang syarat akan nilai-nilai positif seperti harapan dan doa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Kesenian tersebut diketahui lahir pada masa peralihan Orde Baru ke Reformasi, ditandai dengan situasi masyarakat Indonesia yang tidak menentu.

“Bedug Kerok berawal dari 1997-1998 di saat situasi politik Indonesia sedang tidak menentu. Sama-sama kita ketahui pergerakan reformasi menggulingkan Orde Baru dan pada situasi tersebut tercipta situasi membingungkan bagi masyarakat Indonesia,” tukas Abah.

Kemudian para pegiat seni tergabung di Pasentra membuat kreasi musik tradisional kontemporer, untuk menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Dengan harapan kondisi bangsa dan negara akan kembali membaik.

“Tujuan dari Bedug Kerok itu senantiasa bermunajat terhadap Allah SWT memohon sesuatu terbaik untuk bangsa dan negara” ucap Abah.

Pertunjukan Bedug Kerok di acara tersebut berlangsung meriah dan megah sejak awal para pemusik memainkan alat-alat musik masing-masing dari segala penjuru di sekitar panggung.

Setelah itu, ada aba-aba dari pemusik di atas panggung, para pemukul bedug dan kentongan pun tumpah ruah di depan panggung, membuat para penonton terpukau.

Kendati diikuti banyak pemain, pertunjukan musik tetap terdengar harmonis dari perpaduan bunyi bedug bersaut-sautan dengan kentongan dan alat musik lainnya.

Tak hanya memainkan alat musik, para pemain juga memperlihatkan gerakan bersama mengikuti irama membakar semangat para penonton di lokasi acara.

Pertunjukan itu sebenarnya merupakan bagian dari rangkaian kegiatan budaya tahunan bernama Ngaruwat Bumi diadakan di Kampung Seni Yudha Asri pada Jumat (30/6) hingga Minggu (2/7/2023).

Selain menampilkan Bedug Kerok, puncak kegiatan Ngaruwat Bumi kali ini diisi ritual khusus berupa doa bersama seluruh warga Kampung Seni Yudha Asri pada Minggu pagi hingga akhirnya ditutup pada malam harinya dengan hiburan Wayang Golek. (Joesvicar Iqbal/msb)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait