23 April 2025 - 09:55 9:55
Search

Petugas Medis Tangani Pasien Virus Corona Sampai Tak Makan dan Istirahat

WartaPenaNews, Jakarta – Lebih dari 600 orang telah meninggal dunia akibat terjangkit virus baru Corona yang mulai mewabah sejak akhir tahun lalu.

Meski demikian, informasi mengenai apa yang terjadi di lapangan di China, sumber wabah ini, sangat terbatas.

Awalnya, media di negara tersebut dapat memberitakan kabar mengenai epidemi ini secara rinci.

Namun belakangan ini, penyedia layanan internet bahkan menghapus beberapa artikel yang mengkritik upaya pemerintah untuk membatasi penyebaran virus.

Pejabat juga bahkan membatasi penyebaran peringatan-peringatan yang dibagikan seorang dokter saat virus Corona mulai menyebar.

Dalam kesempatan yang langka, BBC berbicara dengan seorang pekerja medis di Hubei, provinsi yang menjadi episenter wabah ini.

Untuk melindungi identitasnya, ia hanya ingin diidentifikasi dengan nama keluarganya, Yao.

Yao bekerja di sebuah rumah sakit di kota kedua terbesar di Hubei, Xiangyang.

Ia bekerja di “klinik demam”, di mana ia bertugas menganalisis sampel darah dari orang-orang yang diduga terpapar virus Corona.

Sebelum wabah ini tersebar, Yao tengah merencanakan untuk pelesir ke Guangzhou untuk merayakan Imlek bersama keluarganya.

Anak dan ibunya sudah berangkat terlebih dahulu. Tapi ketika wabah menyebar, Yao memutuskan untuk bekerja sukarela di Xiangyang.

“Memang benar kita hanya hidup sekali, tapi ada suara di dalam diriku yang berkata `kamu harus pergi`,” katanya pada BBC.

Baca Juga: Bulog dan PWI Tandatangani MoU Peningkatan Kompetensi Wartawan

Awalnya, ia harus berjuang untuk meredam keraguannya akan keputusan tersebut.

“Aku mengatakan pada diriku sendiri: bersiaplah dan lindungilah dirimu baik-baik,” kata Yao. “Bahkan ketika tidak ada pakaian pelindung, aku selalu bisa memakai jas hujan. Jika tidak ada masker, aku bisa meminta teman-temanku di penjuru China untuk mengirimnya untukku. Selalu ada cara.”

Yao mengatakan bahwa ketersediaan perlengkapan pelindung di rumah sakit tersebut lebih bagus dari yang ia bayangkan. Pemerintah telah mengirimkan perlengkapan sementara perusahaan swasta memberi donasi.

Jika ada kekurangan perlengkapan pelindung, maka tak semua staf terlindungi dengan baik.

“Ini adalah pekerjaan yang sulit, sangat sedih dan membuat patah hati, dan sering kali kami tidak punya waktu untuk memikirkan keamanan kami sendiri,” katanya. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait