WartaPenaNews, Jakarta – Polisi telah mengamankan seorang pemuda berusia 23 tahun dengan inisial HL. Pria asal Kecamatan Gerung, Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) ini ditangkap Polisi lantaran melakukan penghinaan terhadap Palestina melalui aplikasi TikTok.
Di video viral tersebut tampak pria itu berjoget sambil menyebut negara Palestina dengan nama binatang sembari mengajak untuk membantai Palestina.
HL yang berprofesi sebagai cleaning service ini mengaku tidak mengetahui mana Israel dan mana Palestina. Dia mengira Israel adalah negara mayoritas Muslim yang dijajah.
“Tolong dimaafkan atas kekhilafan saya. Dan saya cuma salah paham saja. Saya salah sebut, ternyata yang menjajah adalah Israel,” katanya di akun TikTok sebelum ditangkap polisi.
Kabar penangkapan itu mendapat respon dari Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama. Dia mengatakan, seharusnya yang ditangkap adalah pegiat media sosial, Heddy Setya Permadi alias Abu Janda karena telah membela Israel.
Menurut Haris, video wawancara Abu Janda dengan seorang tentara Israel tersebut telah mempengaruhi banyak orang di Indonesia, termasuk HL.
“Kenapa malah orang ini (HL) yang hanya terpengaruh dari postingannya Abu Janda? Banyak rakyat dan pemuda Indonesia yang terpengaruh dari video dan info yang disebarkan oleh Abu Janda,” sambungnya.
Sebagai informasi, video pegiat media sosial Abu Janda dengan tentara Israel kembali beredar di media sosial. Di video itu tentara Israel mengatakan perang di Gaza merupakan perang antara Israel melawan teroris.
Video tersebut ia bagikan pada 17 September 2019 lalu, dan kini kembali beredar sejak Israel kembali bentrok dengan pejuang Hamas, Palestina beberapa hari terakhir.
Tentara yang diwawancarai Abu Janda bernama Muhammad Kabiya. Ia mengaku orang Arab muslim yang menjadi tentara Israel.
“Ini cukup aneh, saya berharap Anda mau jelaskan ke penonton di Indonesia, kenapa Anda Arab muslim jadi tentara Israel IDF? Tidakkah itu seperti Anda perangi saudara muslim sendiri?†tanya Abu Janda.
Tentara Israel tersebut menjawab, dia hanya memerangi teroris, bukan saudara muslim, “Tidak juga, saya perangi teror dan teror tidak punya saudara.”
Lebih lanjut, Kabiya menegaskan bahwa perang di Gaza bukan perang antara muslim vs Yahudi, “Jadi ini bukan perang agama, ini perang melawan organisasi yang catut nama Islam untuk agendanya sendiri.”
Kemudian, tentara Israel itu menegaskan bahwa perang di Gaza bukan perang agama yang sering digembar-gemborkan.
“Perang di Gaza adalah perang antara teroris dan negara Israel yang terpaksa harus melindungi warganya,†pungkasnya. (rob)