WartaPenaNews, Jakarta – Indonesia masih menjadi pasar menggiurkan bagi sindikat narkoba internasional. Ini dibuktikan dengan pengungkapan kasus yang dilakukan Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri bersama Ditjen Bea dan Cukai yang berhasil berhasil menyita barang bukti narkoba jenis sabu seberat 159 kilogram asal China.
Selain menyita barang bukti, petugas juga menangkap lima orang tersangka. Dari hasil pemeriksaan sementara, para tersangka tersebut berperan sebagai kurir atau biasa yang disebut transporter.
Kabareskrim Polri Komjen Pol Listyo Sigit Prabowo mengatakan awal pengungkapan kasus ini bermula dari laporan yang disampaikan masyarakat kepada penyidik tentang pengiriman paket sabu dalam jumlah besar. Informasi tersebut kemudian ditindaklanjuti.
Kemudian, petugas berhasil menangkap seorang perempuan berinisial ES di sebuah gudang bekas bengkel las di Jalan Ujung Harapan, Kampung Pulo Asem, RT 009 RW 006, Kelurahan Babelan Kota, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat pada Rabu, 27 Mei 2020.
“Kami dapatkan pelaku yakni inisial ES yang saat itu sedang serah terima barang narkoba di sebuah bengkel,” kata Komjen Sigit dalam konferensi pers di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis (25/6).
Dari tangan ES, saat itu polisi berhasil menyita paket sabu seberat 35 kg. Dari ES inilah, polisi kemudian mengembangkan kasus ini. Dan didapat informasi, bahwa ada sabu lainnya yang diturunkan di Pekanbaru, Riau.
Selanjutnya pada 18 Juni, tim meluncur ke Pekanbaru dan berhasil menangkap tersangka SD di Kota Pekanbaru, Riau dengan barang bukti 5 kg sabu, 3.000 butir ekstasi dan 300 butir H5/ erimin 5.
“Kami juga dapat info mereka (pelaku) berhubungan dengan Mr X domisili di Malaysia. Dan Mr X ini berhubungan dengan A di dalam lapas,” urai Sigit.
Kemudian penyidik kembali memperoleh informasi bahwa akan ada pengiriman narkotika secara ship to ship di tengah laut. Pada 21 Juni, tim Operasi Halilintar berpatroli di perairan Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Aceh dan mencegat kapal motor berbendera Indonesia yang belakangan diketahui mengangkut 119 kg sabu.
Di kapal tersebut, polisi membekuk tiga pelaku yakni US, SY dan IR yang perannya sebagai transporter. Dari hasil pemeriksaan para tersangka, diketahui bahwa paket sabu mereka dapatkan dari seorang WN Malaysia di perairan Batu Putih Malaysia dengan cara ship to ship.
“Yang bersangkutan bertransaksi ship to ship di perairan Malaysia, lalu dibawa masuk ke perairan Aceh,” kata mantan Kadiv Propam Polri ini.
Dari jaringan ini, petugas total menyita barang bukti 159 kg sabu, 3.000 butir ekstasi dan 300 butir H-5. Barang bukti lainnya yang disita yakni satu timbangan besar, sembilan ponsel, uang Rp 1,6 juta, satu unit kapal motor dan satu telepon satelit.
Sabu ini didatangkan dari Malaysia melalui jalur laut menuju Aceh. Kemudian dilanjutkan melalui jalur darat menggunakan truk menuju Pekanbaru. Dari kota ini kemudian dilanjutkan ke wilayah Jabodetabek.
Pengiriman menggunakan truk sengaja disamarkan dengan bahan pokok untuk mengelabui jika ada pemeriksaan petugas. “Ini jaringan Golden Triangle, jaringan China masuk ke Thailand – Malaysia – Indonesia sehingga kemasannya beda. Metodenya (pengiriman) ship to ship,” ujar jenderal bintang tiga ini. (wsa)
