23 April 2025 - 04:39 4:39
Search

PP Muhammadiyah: Warganet Jangan Baperan soal Istilah Krismuha

Ramai di dunia maya istilah Kristen Muhammadiyah. Foto: PP Muhammadiyah

IPOL.ID – Ramai jagat maya menggunjingkan istilah “Krismuha” akronim dari Kristen/Katolik dengan Muhammadiyah. Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal pun memberikan penjelasan apa itu yang disebut Krismuha.

Dia menegaskan, Krismuha bukan istilah teologis. Kepada publik dan warganet yang menyoal istilah tersebut, Fathur menjelaskan, Krismuha merupakan istilah sosiologis.

Istilah Krismuha sama statusnya dengan istilah lain seperti Munu (Muhammadiyah-NU), Musa (Muhammadiyah-Salafi) dan seterusnya.

“Ini identifikasi sosiologis, jadi dikiranya itu orang Kristen masuk Muhammadiyah, lalu kemudian Kebaktiannya di Masjid UMS, bukan itu yang dimaksud,” ungkap Fathurrahman, dilansir laman PP Muhammadiyah, Jumat (2/6).

Menceritakan pengalamannya ketika memberikan materi dalam acara orientasi studi di beberapa Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) kawasan timur Indonesia, Fathur menjelaskan, bahwa PTM di sana lebih banyak diisi oleh anak-anak non-muslim, bahkan mahasiswa muslimnya terkadang hanya 10 persen.

“Itu mereka nyaman dengan Islam yang mereka dapatkan di kampus, karena tidak ada intimidasi, pemaksaan, tidak ada bully hanya karena beda kepercayaan. Mereka nyaman dengan toleransi Muhammadiyah,” tutur Fathur.

Terkait dengan ramainya perbincangan di jagat maya tentang Krismuha, Dosen Fakultas Agama Islam UMY ini mengira itu sebagai akibat dari lemahnya literasi, yang kemudian dihadapkan dengan realitas maya yang begitu rupa. Padahal istilah Krismuha ini biasa saja dan sudah lama ada di Muhammadiyah.

“Jadi teman-teman jangan terlalu baper dengan istilah ini. Ini istilah sosiologis, dan tidak ada kaitannya dengan teologis atau akida.” Tegasnya.

Berkaca dari kejadian tersebut, warganet khususnya yang berafiliasi dengan Muhammadiyah supaya tidak terlalu terbawa perasaan dan menganggap Muhammadiyah telah menyelisihi khittahnya. Supaya warganet juga memperkuat literasi mereka agar tidak mudah terbawa arus perbincangan. ***

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait