WARTAPENANEWS.COM – Universitas Oxford telah meningkatkan langkah-langkah keamanan bagi mahasiswa yang memprotes perang di Gaza setelah sebuah insiden terjadi.
Kamp protes, yang digambarkan sebagai “zona pembebasan”, didirikan di dekat kampus universitas Oxford sejak 6 Mei lalu.
Polisi Lembah Thames mengonfirmasi bahwa mereka dipanggil ke Parks Road pada Sabtu (11/5/2024) pukul 20:50 BST untuk mendapatkan laporan adanya kekacauan.
Petugas mengeluarkan perintah pembubaran pasal 35 untuk memindahkan orang-orang dari daerah tersebut. Juru bicara kepolisian mengatakan tidak ada penangkapan yang dilakukan.
Sebuah pernyataan dari Universitas Oxford mengatakan pihaknya prihatin dengan insiden yang terjadi pada Sabtu (11/5/2024) malam.
“Prioritas utama kami selama protes ini adalah keselamatan dan kesejahteraan seluruh komunitas universitas, serta pengunjung gedung kami dan masyarakat,” terangnya, dikutip BBC.
“Kami mempertahankan peningkatan kehadiran keamanan di sekitar perkemahan untuk memastikan keselamatan dan kesejahteraan semua orang, sekaligus memberikan perlindungan rutin di seluruh lingkungan universitas,” lanjutnya.
“Kami melakukan kontak dekat dengan Polisi Lembah Thames dan berterima kasih kepada mereka atas tanggapan cepat mereka pada Sabtu malam,” ujarnya.
Dalam daftar tuntutannya, para pengunjuk rasa menyerukan universitas tersebut untuk mengungkapkan semua keuangan, merombak kebijakan investasi universitas, memboikot genosida, apartheid dan pendudukan Israel dan berhenti melakukan transaksi perbankan dengan Barclays.
Israel menolak tuduhan bahwa mereka terlibat dalam tindakan genosida dalam kampanyenya di Gaza, dan bersikeras bahwa mereka mempunyai hak untuk membela diri setelah serangan bersenjata oleh Hamas pada 7 Oktober.
Sejak tanggal itu, lebih dari 35.000 orang telah terbunuh, menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas di wilayah tersebut.
Dalam sebuah pernyataan setelah laporan insiden tersebut, Oxford Action for Palestine mengatakan: “Kami bersyukur tidak ada yang terluka, namun kami tetap marah atas rasa takut yang bermotif politik yang membahayakan keselamatan para peserta perkemahan kami.”
Persatuan Pelajar Yahudi telah dihubungi untuk dimintai komentar. (mus)