WartaPenaNews, Jakarta –Â Proyek pembangunan Dual Fuel Barge Mounted Power Plant (BMPP) memasuki tahapan first steel cutting di Bengkel Khusus Lambung, Divisi Kapal Niaga PT PAL Indonesia (Persero).
Seremoni tersebut dihadiri oleh Direktur Utama PT PAL Indonesia (Persero) Budiman Saleh, Direktur Rekayasa Umum dan Pemeliharaan Perbaikan PT PAL Indonesia (Persero) Sutrisno, Direktur Pengembangan dan Niaga PT Indonesia Power Adi Supriono, serta Representatif Posco International Corporation.
Sutrisno menyebutkan proyek Dual Fuel BMPP merupakan pesanan dari PT Indonesia Power, dengan kontrak pengadaan yang telah ditandatangani pada, 30 September 2019 dan efektif pada 23 Oktober 2019. Proyek ini memiliki kapasitas 150 MW yang terdiri dari 2 unit Dual Fuel BMPP 60 MW yang akan ditempatkan di Kolaka, Sulawesi Tenggara dan 1 unit Dual Fuel BMPP 30 MW yang akan ditempatkan di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Ia menambahkan, proyek ini direncanakan akan pada Januari 2021. Proyek tersebut merupakan bagian dari Program Elektrifikasi Nasional 35 ribu MW yang menjadi salah satu program kerja Presiden Joko Widodo.
“First steel cutting merupakan tradisi setiap pembangunan kapal atau alat terapung lainnya sebagai tanda dimulainya fabrikasi atau pembangunan yang ditandai dengan pemotongan plat pertama. Seremoni yang menandai dibangunnya konstruksi Barge sebagai platform dari Dual Fuel BMPP,” kata Sutrisno dalam siaran persnya, Kamis (27/2/2020).
Ia menambahkan, nantinya BMPP pesanan Indonesia Power ini merupakan pembangkit listrik mobile dengan Dual Fuel Engine yang diintegrasikan dengan konstruksi Barge. Dual Fuel BMPP ini didesain memenuhi persyaratan kekuatan struktur terhadap fatigue, stabilitas barge yang baik pada kondisi ditarik maupun ditambat dan kemampuan tambat yang baik sehingga dapat dioperasikan sesuai dengan performance yang direncanakan dan aman.
Dual Fuel BMPP 60 MW memiliki panjang 72 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 6 x Dual Fuel Engine 20V34DF. Sementara Dual Fuel BMPP 30 MW memiliki memiliki panjang 54 meter, lebar 27,4 meter, tinggi 6,5 meter dan sarat setinggi 4,7 meter serta ditunjang dengan 3 x Dual Fuel Engine 20V34DF.
Baca Juga: India Mencekam, Tolak UU Kewarganegaraan Baru yang Dianggap Antimuslim
Sutrisno menjelaskan, Dual Fuel BMPP memiliki dimensi yang compact dan sarat barge rendah yang cocok untuk daerah terpencil, BMPP ini juga memiliki keunggulan fleksibilitas pengoperasian dengan bahan bakar yang berbeda, dapat dioperasikan dengan mode BBM atau diesel atau mode Gas tanpa perlu mematikan pembangkit.
Dual Fuel BMPP ini juga memiliki Heat Rate dan Spesific Fuel Consumption (SFC) yang sangat efisien serta mampu dioperasikan secara terus-menerus tanpa docking repair selama 20 tahun, sehingga dapat memenuhi kebutuhan atau mengganti pembangkit terapung di beberapa wilayah Indonesia.
Dalam kesempatan yang sama, Adi Supriono mengatakan, penempatan Dual Fuel BMPP di wilayah Indonesia Timur tepatnya di Kolaka, Sulawesi Tenggara selain menjadi program nasional juga dikarenakan daerah tersebut memiliki potensi ekonomi yang tinggi serta secara geografis berdekatan dengan wilayah berpotensi rawan bencana.
“Dengan demikian, BMPP mampu mengatasi masalah listrik di daerah terpencil utamanya pada saat terjadi bencana karena BMPP tersebut dapat dipindah dengan cepat,” pungkas dia. (rob)