WartaPenaNews, Jakarta – PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia)
menegaskan kesiapannya untuk segera menerapkan kebijakan stimulus lanjutan di sektor
industri keuangan non-bank dengan memberikan penyesuaian pelaksanaan teknis
pemasaran Produk Asuransi Yang Dikaitkan Dengan Investasi (PAYDI). Penegasan ini
merupakan respons perusahaan atas kebijakan yang dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan
(OJK), dan Prudential Indonesia percaya bahwa penyesuaian ini dapat mempermudah
masyarakat untuk mengakses perlindungan asuransi, terutama di tengah pandemi COVID-
19.
Jens Reisch, President Director Prudential Indonesia, mengatakan, “Sebagai
pemimpin pasar dengan total aset perusahaan tertinggi di industri1, Prudential Indonesia
menyambut baik kebijakan OJK terkait penyesuaian pelaksanaan teknis pemasaran
PAYDI. Kami melihat kebijakan ini dapat menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia
terhadap perlindungan kesehatan dan finansial yang semakin meningkat, terutama
melihat semakin banyaknya penyakit yang bermunculan, salah satunya COVID-19, dan
juga melihat kebutuhan hidup yang semakin beragam.â€
“Kebijakan ini sejalan dengan transformasi digital yang telah Prudential Indonesia lakukan
dalam beberapa tahun terakhir, di mana Perusahaan telah mengembangkan kemampuan
digital yang terintegrasi. Untuk itu, kami bersemangat untuk mulai mengimplementasikan
peraturan ini,†ujar Jens.
Komitmen transformasi digital Prudential Indonesia yang end-to-end telah memampukan
Perusahaan untuk melakukan seluruh proses, mulai dari pendaftaran dan sertifikasi
Tenaga Pemasar baru, penjualan produk, persetujuan dan penerbitan polis, sampai
dengan proses klaim, secara online. Sebagai wujud kesiapan infrastruktur digital
Perusahaan, sejak 1 April 2020 Prudential Indonesia telah menjalankan penjualan secara
tatap muka virtual untuk dua produk asuransi jiwa tradisionalnya yaitu PRUCinta dan
PRUCritical Benefit 88.
Lebih dari itu, komitmen transformasi digital juga dilakukan sejalan misi Prudential
Indonesia sebagai mitra masyarakat untuk membantu mereka mencapai kualitas
kesehatan yang lebih baik secara menyeluruh. Hal ini diwujudkan salah satunya melalui
Pulse by Prudential, sebuah aplikasi kesehatan digital yang didukung oleh kecerdasan
buatan dan diperkenalkan awal tahun ini yang hingga hari ini telah diunduh lebih dari 2
juta kali di Indonesia. Pulse menyediakan layanan pengelolaan kesehatan holistik bagi
seluruh warga Indonesia dan mendukung cita-cita Prudential untuk memberikan layanan
kesehatan yang mudah diakses kapan pun dan di mana pun; beberapa fitur utamanya
seperti Pemeriksaan Kesehatan, Periksa Gejala Penyakitmu, Berbicara dengan Dokter dan
fitur lainnya. Aplikasi ini juga menyediakan layanan bernilai tambah lebih bagi nasabah
untuk mengakses berbagai layanan Prudential Indonesia.
Kondisi pandemi saat ini menimbulkan berbagai tantangan baru serta meningkatkan
berbagai ketidakpastian yang berdampak besar terhadap industri dan juga kehidupan
masyarakat. Oleh karena itu, memasuki kenormalan baru (new normal) perlindungan
kesehatan dan juga finansial yang menyeluruh menjadi semakin dibutuhkan. Prudential
Indonesia melihat bahwa teknologi memiliki peran yang kian penting dalam memasarkan
1 Data Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) kuartal IV 2019
serta menghadirkan akses ke produk perlindungan tersebut secara lebih mudah, cepat,
dan aman. Selain itu, lebih dari 260.000 ribu Tenaga Pemasar dari perusahaan siap
mendukung pemanfaatan teknologi, serta melayani penjualan produk asuransi melalui
tatap muka secara virtual untuk memberikan perlindungan kepada lebih banyak
masyarakat Indonesia di mana pun mereka berada, sambil memberikan edukasi dan
sosialisasi tentang pentingnya asuransi.
“Kami percaya bahwa teknologi digital dapat mendukung upaya Pemerintah dalam
meningkatkan literasi terhadap keuangan dan asuransi, dengan memberikan akses
informasi yang lebih interaktif dan dapat menjangkau lebih banyak masyarakat kapan pun
dan di mana pun. Oleh karena itu, melalui komitmen inovasi, kami telah melakukan dan
akan terus menciptakan pengalaman yang menarik dan bernilai tambah lebih untuk
mendukung literasi dan inklusi keuangan bagi masyarakat Indonesia,†tutup Jens. (cim)