21 April 2025 - 00:49 0:49
Search

Redam Ketegangan AS-China, Biden akan Telepon Xi Jinping

wartapenanews.com – Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, akan berupaya meredakan ketegangan akibat status Taiwan dalam pembicaraan telepon dengan Presiden China, Xi Jinping, yang mungkin diadakan secepatnya.

AS menanggapi komunikasi itu sebagai peluang untuk mengelola persaingan antara kedua negara. Hubungan AS-China semakin meredup akibat ketegangan atas Taiwan.

China mengeklaim pulau itu sebagai bagian dari wilayahnya. Xi telah menjanjikan akan menyatukannya kembali bahkan dengan pengerahan kekuatan jika diperlukan.

“Ini tentang menjaga jalur komunikasi tetap terbuka dengan Presiden China, salah satu hubungan bilateral paling penting yang kami miliki, tidak hanya di kawasan itu, tetapi di seluruh dunia, karena itu menyentuh banyak hal,” jelas Juru Bicara Keamanan Nasional Gedung Putih, John Kirby, dikutip dari Reuters, Kamis (28/7/2022).

Pemerintahan Biden menganggap keterlibatan langsung kedua pemimpin sebagai cara terbaik untuk menurunkan ketegangan atas Taiwan.

Xi turut menilik pentingnya menghindari konfrontasi dengan AS. Sebab, Xi dapat memainkan isu Taiwan untuk mendistraksi rakyat dari ekonomi yang melambat.

“Tetapi setiap reaksi yang cukup kuat untuk memicu sanksi AS akan menciptakan kerusakan besar pada ekonomi China dan dunia,” catat peneliti senior di Peterson Institute for International Economics, Martin Chorzempa.

Pejabat Gedung Putih mengatakan, pembicaraan itu akan mengulas berbagai agenda. Para pemimpin itu mungkin akan turut membahas invasi Rusia ke Ukraina. Biden juga ingin membahas gagasan untuk menerapkan batasan harga pada minyak asal Rusia.

Keduanya kemudian akan membahas masalah iklim dan persaingan ekonomi. Pemerintahan Biden telah memperdebatkan kenaikan tarif produk China sebagai cara untuk meredakan inflasi yang melonjak di AS.

Terlepas dari berbagai rencana tersebut, China belum mengkonfirmasi panggilan telepon itu. Jubir Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, menolak merinci agenda tersebut.

“Kepala negara China dan AS menjaga komunikasi menggunakan berbagai cara,” ujar dia.

“China akan mengumumkan informasi tentang ini pada waktu yang tepat,” lanjutnya.

AS dan China kian terperosok dalam perseteruan baru-baru ini. Pasalnya, Ketua PDR AS, Nancy Pelosi, dikabarkan akan berkunjung ke Taiwan. Gedung Putih belum mengkonfirmasi laporan tersebut.

Kendati demikian, Beijing mengeluarkan peringatan terhadap AS. Pihaknya menjelaskan, lawatan itu akan menunjukkan dukungan AS terhadap Taiwan. Washington mengikuti kebijakan Satu China yang menyatakan Beijing sebagai pemerintah resmi Taiwan.

Gedung Putih menegaskan, kebijakan Satu China mereka tak akan berubah meskipun ada spekulasi tentang perjalanan Pelosi ke Taiwan.

Namun, AS memiliki kewajiban hukum untuk menyediakan sarana pertahanan diri bagi Taiwan. Kongres AS juga telah menyerukan dukungan yang lebih gamblang untuk Taiwan.

Analis meyakini, kunjungan semacam itu lantas akan memicu krisis di Selat Taiwan. Jalur air selebar 160 kilometer itu memisahkan China dan Taiwan. Alhasil, Biden dan Xi harus memfokuskan seruan untuk de-eskalasi.

“Hubungan ini dalam keadaan yang sangat beracun. Saling tidak percaya benar-benar berada pada titik tertinggi sepanjang masa. Orang tidak menyadari betapa berbahayanya momen khusus ini,” terang pakar China di German Marshall Fund, Bonnie Glaser. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait