Wartapenanews, Jakarta – Industri Hospitality di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup dinamis. Selain mengutamakan service paripurna dalam berbagai aspek, dihadirkan pula beragam inovasi, diantaranya PP Hospitality yang meluncurkan buku dan melakukan revitalisasi bangunan bersejarah hingga bermanfaat bagi generasi sekarang.
Tantangan Dijawab Inovasi
Saat ini PP Hospitality mengelola 4 hotel, Prime Park Hotel Bandung, Prime Park Hotel Pekanbaru, Park Hotel Cawang – Jakarta, dan Palm Park Hotel Surabaya. Selain tengah mengembangkan Prime Park Hotel & Convention Lombok 2020, serta kota-kota lain seperti Mandalika, Padang, Semarang, Medan, dan Bengkulu. PP Hospitality merupakan owner representative dari Swiss-Belhotel & Residence di Balikpapan Ocean Square.
Sebagai manajemen hospitality milik BUMN, inovasi terus dilakukan, diantaranya dengan menambah portfolio dalam mengelola hotel bintang 3 hingga hotel bintang 5 plus dimasa mendatang.
Untuk meninggalkan rekam jejak kepada masyarakat, khususnya tamu-tamu asing, serta upaya mengakomodir hal-hal terbaik seputar pelayanan paripurna. Serta hal terkait yang berkaitan dengan keunikan masing-masing property dari interior dan ambience. PP Hospitality meluncurkan buku “The Smile Behind PP Hospitality” – Senin, 18/11/2019, di Cendana Room, Park Hotel Cawang, Jakarta.
Senyum Yang Merubah Semuanya
Direktur Komersial dan Hospitality PPRO, Sinur Linda Gustina, mengatakan, “Senyum merupakan cara sederhana dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam kenyataannya, senyum memiliki peran penting, terutama dalam industri perhotelan. Kami percaya dengan senyum yang tulus dapat berkontribusi positif terhadap bisnis hospitality.”
“The Smile Behind PP Hospitality” – menjadi buku kebanggaan dalam membagikan semangat PP Hospitality kepada para stakeholder kami serta seluruh insan pariwisata, “ujar Linda.
Buku ditulis oleh Ezra S.T, menceritakan 4 property hotel yang dikelola oleh PP Hospitality, kualitas pelayanan serta keunikan interior dan lokasi hotel. Juga dibahas pula beragam destinasi wisata favorit yang berlokasi di dekat hotel.
Buku juga mengulas De Tjolomadoe, bekas pabrik gula yang didirikan pada tahun 1861 di Solo, yang kini telah direvitalisasi menjadi wisata budaya (museum), MICE dan kawasan bisnis komersial pada tahun 2017. De Tjolomadoe merupakan hasil sinergi PT PP Properti Tbk dengan PT PP (Persero) Tbk, PT Taman Wisata Candi Prambanan, Borobudur dan Ratu Boko (Persero) serta PT Jasa MargaProperti. (bud)