WartaPenaNews, Jakarta – Atas upaya dan kerja keras para pengurus YPAC Nasional, keberadaan anak-anak penyandang disabilitas mulai diperhitungkan.
Aktualisasi Dari Kepercayaan Diri
Esensi dari disabilitas bukan untuk dikasihani, tetapi berikan hak, ruang serta dukungan seluas-luasnya bagi mereka untuk berprestasi dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.
Untuk ke 6 kalinya, Indonesia mengirimkan tunas-tunas bangsa di kejuaraan Global Information Tecknology Challenge (GITC) ke Busan – Korea. Anak-anak berprestasi dari disabilitas senantiasa mengharumkan nama Indonesia dengan meraih Gelar Juara Umum, Penghargaan Tertinggi serta meraih medali perorangan di even-even GITC sebelumnya.
Tahun 2019, Indonesia mengirimkan satu delegasi ke GITC yang terdiri dari Tion Iswara Wirmo (disabilitas penglihatan), Lazzari Charos Lumbantoruan (disabilitas fisik), Umran Zhafran Ibrahim (disabilitas developmental) dan Syifa Arya Maharani (disabilitas pendengaran) untuk mengikuti berbagai lomba berbasis IT.
Panitia GITC 2019 berkenan mengundang Fayza Putri Adila, Global IT Leader GITC 2018 ke Busan – Korea untuk berbagi pengalaman dengan para peserta kompetisi.
Proyek Buat Remaja Disabilitas
GITC merupakan suatu proyek peningkatan potensi remaja disabilitas melalui kompetisi teknologi informasi. GITC diadakan setiap tahun, diikuti oleh remaja disabilitas terpilih dari 18 negara di Asia-Pasific. Yang akan memperlihatkan pada dunia bagaimana para remaja ini dapat mengatasi keterbatasan, serta menaklukkan tantangan dari diri mereka sendiri. Serta menunjukkan potensinya.
Ajang GITC bertujuan untuk memberikan kepada para peserta, akses serta pengalaman teknologi informasi dan komunikasi dalam meningkatkan kemampuan peserta, yang dapat mendorong partisipasi sosial mereka, menuju masa depan yang lebih baik.
Kerjasama YPAC Nasional Dengan Rehabilitation International – Korea
Pengurus YPAC Nasional, F.Ratna Djuita, SH, mengatakan, “Pencetus, serta penyandang dana utama dari kegiatan GITC adalah Rehabilitation International – Korea, organisasi nirlaba yang berkedudukan di Seoul – Korea.
Yang bertujuan untuk mengembangkan program pengentasan kemiskinan, khususnya bagi penyandang disabilitas melalui literasi di bidang informasi, teknologi dan komunikasi.
Peserta awalnya mencakup negara Asia-Pasifik saja, tetapi saat ini, telah berkembang secara global, dengan partisipasi negara di luar Asia-Pasifik, seperti Australia dan Inggris.”
YPAC Nasional, melalui National Secretary untuk Rehabilitation International – Indonesia, ditunjuk sebagai kontak organisasi untuk GITC di Indonesia, mulai dari menyeleksi peserta, memberikan pelatihan pembekalan, hingga pengiriman delegasi Indonesia ke ajang GITC. Kerjasama YPAC Nasional dan Rehabilitation International – Korea sejak tahun 2014 untuk GITC ini berlanjut dengan pendirian Pusat Pelatihan Informasi-Teknologi di Jakarta dan Bandung, selama 3 tahun (2016-2019).
Sudah tentu, kepercayaan NGO Korea terhadap YPAC Nasional merupakan bukti hadirnya kolaborasi yang apik antara berbagai komponen anak bangsa. Khususnya para orang tua yang menjadi mentor utama untuk mendukung anak-anaknya agar menjadi pribadi yang tangguh. Memutus stigma bahwa anak-anak tersebut kurang cakap dan tidak mampu memiliki skills layaknya yang non disabilitas
Foto: Bud dan Dok. Alchemy.
Unggul Dan Disegani
Untuk mengikuti GITC tingkat Internasional bukan perkara mudah. Di tengah keterbatasan panitia, Korea memberikan persyaratan ketat. Peserta harus berasal dari remaja usia 16 – 24 tahun, bisa berbahasa Inggris serta menguasai IT. Mereka diseleksi dari berbagai organisasi disabilitas, juga anak-anak asuhan YPAC Nasional.
Serta syarat lain, agar tim terdiri dari beragam penyandang disabilitas, Peserta dipilih dari Jambore Disabilitas, selain even yang diselenggarakan Kemendikbud.
Di tahun 2018, Indonesia pernah mengirimkan dua tim melebihi kuota panitia yang hanya memberi prioritas untuk satu tim. Salah satu tim berangkat dengan biaya sendiri.
Dalam ajang GITC, peserta Indonesia senantiasa disegani oleh peserta dari negara lain, termasuk negara donatur Korea, karena Indonesia mampu nenghadirkan keterwakilan gender disabilitas remaja pria dan wanita.
Selain support pemerintah, YPAC Nasional juga mendapat dukungan dari PT Unilever Indonesia Tbk, yang diwakili oleh es krim Wall’s. Turut berperan memberikan donasi untuk even GITC. Yang mana hal tersebut sejalan dengan brand purpose #SemuaJadiHappy. Karena Wall’s percaya kebahagiaan merupakan hak semua orang. (bud)