WartaPenaNews, Jakarta – Keberagaman suku, budaya, keyakinan hingga perbedaan fisik dalam masyarakat Indonesia merupakan kekayaan. Kendati begitu perlu upaya terus menerus agar semua anak negeri dapat saling memahami perbedaan tersebut.
Salah satu upayanya adalah mempertemukan anak bangsa dari Aceh hingga Papua dalam sebuah kegiatan ekspedisi bersama. Kegiatan ini diinisiasi dan dilaksanakan oleh Yayasan Helping Hands (YHH).
Pada kegiatan bertajuk Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa yang digelar selama 8 hari dari tanggal 25 Oktober – 1 November 2019, di OBI Eco Campus, Jatiluhur, Jawa Barat, YHH menyajikan kurikulum ekspedisi alam outdoor education pada anak-anak, termasuk anak penyandang disabilitas.
Direktur Eksekutif Yayasan Helping Hands Wendy Kusumowidagdo menerangkan, Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa sejatinya adalah program beasiswa pertukaran pelajar bagi 29 siswa-siswi setara SMU, termasuk para pelajar Sekolah Luar Biasa (kaum disabilitas).
Menurutnya siswa-siswi difabel dan non difabel dari beragama suku bangsa, etnis, agama, melakukan berkegiatan bersama, menghadapi dan menyelesaikan tantangan bersama apapun kondisinya, hingga mendaki gunung dan menjelajah danau.
“Artinya, Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa adalah program yang menerapkan inklusivitas secara utuh tanpa batas. Karena misi besar Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa adalah agar para bibit penerus perjuangan bangsa ini mendapatkan pengalaman dan pembelajaran bersama melalui tantangan ekspedisi alam untuk mengembangkan karakter diri, kerjasama, dan toleransi di tengah tantangan, perbedaan dan keberagaman,†ungkap Wendy dalam keterangan tertulisnya, Jumat (8/11).
Para siswa peserta ekspedisi sendiri datang dari berbagai penjuru Tanah Air dengan dukungan dari; Bank BCA, GoWork, Yayasan Kasih Mulia, Freeport Indonesia, McDonald’s, Outward Bound Indonesia dan Wardah.
Total terdapat 29 siswa yang berasal dari Sumatera, Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, Kalimantan, Maluku, Sulawesi, NTT, hingga Papua yang menjadi peserta ekspedisi ini.
“Para siswa penerima beasiswa diseleksi melalui Komite Seleksi yang dibentuk oleh Yayasan Helping Hands. Seleksinya mencakup pengumpulan surat-surat perizinan dari orang tua dan kepala sekolah, surat pernyataan komitmen terhadap program dan dampaknya, CV yang menunjukkan prestasi siswa, video blog (vlog) yang dibuat oleh siswa. Serta ada juga proses wawancara kepada kepala sekolah dan kepada siswa,†ujar Wendy.
Melalui kegiatan ini Wendy berharap, setiap peserta dapat belajar bahwa semua orang dapat hidup berdampingan, apapun latar belakang kehidupan dan kondisi fisiknya.
“Hal ini dapat tercapai apabila kita bertoleransi dan bekerjasama. Kami juga berharap bahwa tiap siswa yang mengikuti Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa akan meyakini bahwa #DisabilitasBukanHalangan untuk maju dan bukan halangan untuk maju bersama. Serta mereka dapat memaknai apa arti predikat Duta Perdamaian yang disematkan kepada mereka usai mengikuti Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa dan sungguh-sungguh menjalani amanah tersebut, dari hal terkecil, sampai terbesar,†harap Wendy. (cim)