WartaPenaNews, Jakarta – Rencana pembentukan holding ultra mikro BUMN yang melibatkan BRI, Pegadaian, dan PNM, mendapat tanggapan beragam. Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan mengkritisi rencana tersebut.
Politisi yang akrab disapa dengan sebutan Hergun itu menyayangkan Pegadaian ikut ditarik dalam rencana pembentukan holding tersebut. Menurutnya, Pegadaian merupakan harapan dan solusi bagi rakyat kecil dalam mencari sumber pendanaan secara mudah dan cepat.
Ini bisa terlihat saat masyarakat kelas bawah memenuhi kantor-kantor Pegadaian untuk memenuhi kebutuhan di musim masuk sekolah dan lebaran.
Hergun mengingatkan, bisnis inti Pegadaian berkaitan dengan emas. Di setiap kantor Pegadaian, memiliki ahli menaksir emas dan memiliki penyimpanan emas.
“Apakah kantor BRI memilikinya? Jika dipaksakan memilikinya berapa biaya yang dibutuhkan di setiap kantor BRI,” jelasnya dikutip dari laman DPR RI Selasa (16/3/2021).
Sementara merespon soal sinergi digitalisasi dan platform pemberdayaan ultra mikro, ia mempertanyakan sejauh mana platform BRI dikenal masyarakat. Tanpa BRI, para pelaku ultra mikro sudah banyak yang tergabung dalam aplikasi online.
Hergun menambahkan, problem yang tidak kalah ringan adalah tentang adanya sikap Serikat Pekerja (SP) PT Pegadaian (Persero) yang dengan tegas menolak rencana holding ini.
“Penolakan tersebut tidak bisa dianggap remeh,” ingatnya.
Sebelumnya, silang pendapat terkait rencana pembentukan Holding Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) terus bergulir. Buktinya saat seminar nasional Analisis Cluster UMKM Dalam Skema Holding atau Akuisisi yang digelar secara virtual, Rabu (13/1/2021), wacana itu diulas para narasumber.
Ekonom Senior Faisal Basri, secara tegas tegas menolak rencana tersebut “Inisiatif ini kalau bisa dibatalkan,†ujarnya, Rabu (13/1/3021)
Menurutnya, UMKM adalah masa depan Indonesia. Karena puluhan juta komunitasnya. Ujung tombak untuk mewujudkan pembangunan yang inklusif.
“Yang kita dengar holdingisasi untuk memajukan UMKM. Namun rencana pemerintah untuk membentuk holding UMKM justru bertentangan dengan gagasan memajukan UMKM secara totalitas. Karena seolah-olah persoalan UMKM hanya keuangan. Khususnya akses terhadap kredit,†beber Faisal.
Apalagi kata dia, holdingisasi dilakukan terhadap tiga entitas yang berbeda karakteristiknya.
Sementara itu, Ketua Umum SP Pegadaian Ketut Suhardiono mengatakan kinerja perusahaannya bagus. Diapun menolak rencana akuisisi. “Kami tidak setuju akuisisi,†pungkasnya. (dri/ipol)