29 March 2024 - 15:55 15:55

Riset IBM: COVID-19 Menyebabkan Kesenjangan Keterampilan dan Meningkatkan Ekspektasi Karyawan akan Perusahaan

WartaPenaNews, Jakarta –  Saat ini, banyak pemimpin bisnis yang berupaya untuk menghilangkan kesenjangan skill atau keterampilan dan memaksimalkan kinerja karyawan di tengah COVID-19. Riset terbaru IBM Institute for Business Value (IBV) mengungkapkan setidaknya 4 dari 10 eksekutif human resources (HR) yang di survei mengatakan bahwa mereka memiliki keterampilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan strategi perusahaan mereka.

Riset IBM yang dilakukan sebelum pandemi, pada tahun 2018, menemukan bahwa, sebanyak 120 juta pekerja dari 12 negara dengan ekonomi terbesar di dunia membutuhkan pelatihan ulang akibat kemunculan AI dan otomasi dalam tiga tahun ke depan. Hal tersebut kemudian diperburuk dengan adanya pandemi COVID-19 – di mana para petinggi perusahaan menginginkan adanya percepatan transformasi digital. Mereka pun mengakui bahwa kurangnya keterampilan karyawan sebagai salah satu tantangan terbesar untuk maju.

Riset konsumen IBM yang sedang berlangsung juga menunjukkan bahwa ekspektasi karyawan atas perusahaan mereka telah berubah secara signifikan selama pandemi COVID-19. Namun, terdapat perbedaan pendapat antara karyawan dan perusahaan terkait efektifitas usaha perusahaan dalam menangani kesenjangan keterampilan ini. Sebanyak 74% eksekutif yang di survei menganggap bahwa perusahaan telah membantu karyawan untuk mempelajari keahlian yang mereka butuhkan untuk beradaptasi dengan cara kerja baru. Sedangkan dari sisi karyawan, hanya 38% yang menjawab demikian. Selain itu, 80% eksekutif mengatakan bahwa perusahaan mendukung kesehatan fisik dan mental karwayan, dan hanya 46% karyawan mengatakan hal yang sama.

“Saat ini, keberhasilan dan kegagalan sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh kemampuannya untuk mendukung kelincahan dan ketahanan karyawan mereka,” kata Amy Wright, managing partner, IBM Talent & Transformation. “Pemimpin perusahaan semestinya mulai melakukan perubahan demi memenuhi ekspektasi karyawan karena adanya pandemi COVID-19, seperti memberikan dukungan menyeluruh untuk kesehatan, pengembangan keterampilan baru, dan pengalaman karyawan yang mengandalkan pendekatan pribadi atau personal, termasuk bagi karyawan yang bekerja dari jarak jauh. Penting bagi perusahaan untuk memulai era baru HR – dan perusahaan yang sudah mulai menerapkan era baru HR ini cenderung lebih mampu menangani disrupsi, saat ini, dan seterusnya.”

Riset terbaru IBV, “Accelerating the journey to HR 3.0,” bekerja sama dengan analis independen Josh Bersin dari Josh Bersin Academy, menyajikan pengalaman dan wawasan 1.500 lebih eksekutif HR global dari 20 negara dan 15 bidang industri. Berdasarkan wawasan tersebut, riset ini menyajikan sebuah pemetaan menuju era HR selanjutnya, dengan contoh praktikal tentang bagaimana eksekutif HR dari perusahaan dengan kinerja tinggi atau “high-performing companies” (perusahaan terdepan dunia dari sisi profitabilitas, pertumbuhan pendapatan, dan inovasi) bisa memperbarui fungsi HR mereka untuk membangun tenaga kerja yang berkelanjutan.

Poin-poin penting dari riset tersebut antara lain:

· Terdapat 6 dari 10 perusahaan dengan kinerja tinggi yang disurvei menggunakan AI dan analytic untuk membuat keputusan yang lebih baik mengenai karyawannya, seperti program pelatihan dan keputusan pemberian kompensasi. 41% perusahaan memanfaatkan AI untuk mengidentifikasi keahlian apa yang akan mereka butuhkan di masa depan, sementara 8% perusahaan masih mengandalkan masukan dari manusia (karyawan).

· 65% dari perusahaan dengan kinerja tinggi yang di survei, menggunakan AI untuk mengidentifikasi perilaku terampil atau behavioral skill seperti misalnya pola pikir yang menganggap bahwa segala sesuatu bisa dipelajari atau growth mindset dan kreativitas dalam membangun tim yang beragam dan adaptif, dibandingkan dengan 16% perusahaan yang masih mengandalkan masukan dari manusia (karyawan).

· Lebih dari dua pertiga responden setuju bahwa HR di masa depan harus mampu bekerja dengan tangkas. Namun, kurang dari setengah di antara HR organisasi yang berpartisipasi dalam survei ini memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah menggunakan pendekatan solusi praktis dan kreatif atau kemampuan untuk bekerja dengan cepat atau agile practices.

· 71% dari perusahaan dengan kinerja tinggi yang di survei melaporkan bahwa mereka menggunakan arisitektur teknologi HR yang konsisten, dibandingkan dengan 11% lainnya.

“Untuk mencapai keselarasan bisnis jangka panjang antara pemimpin perusahaan dan para karyawan, saat ini HR semestinya berperan sebagai penasihat strategis – sebuah peran baru bagi HR perusahaan,” kata Josh Bersin, analis global independen dan pimpinan Josh Bersin Academy. “Saat ini, banyak departemen HR berencana untuk mengadopsi teknologi, seperti cloud dan analytics agar bisa melakukan pendekatan terpadu dan mandiri dalam memenuhi tanggung jawab HR tradisional. Terutama terkait pemberdayaan karyawan melalui dukungan secara menyeluruh yang bisa mendorong perubahan strategis lebih besar demi kemajuan bisnis.”

Temuan dalam laporan ini menyebutkan ada tiga elemen inti untuk mendorong perubahan yang bisa bertahan lama

Menurut laporan tersebut, eksekutif HR dari perusahaan dengan kinerja tinggi delapan kali lebih mungkin untuk mendorong terjadinya disrupsi dalam perusahaan, dibandingkan yang lainnya. Dari perusahaan tersebut, diketahui bahwa hal-hal berikut adalah prioritas utama:

· Mempercepat pembelajaran dan umpan balik yang berkelanjutan

· Memupuk kepemimpinan yang berempati untuk menjadi perusahaan yang lebih berorientasi pada kesehatan dan mendukung kesejahteraan karyawan secara menyeluruh

· Memperbarui fungsi HR dan arsitektur teknologi untuk membuat keputusan yang lebih real-time dan data driven.

Burger King Brazil adalah contoh perusahaan yang merespon harapan dan kebutuhan karyawan secara cepat, pada saat ini. Burger King Brazil bekerja sama dengan IBM untuk menciptakan asisten virtual berbasis IBM Watson Assistant. Asisten virtual ini membantu memberikan dukungan mandiri kepada para karyawan dan memastikan penyelenggaraan komunikasi yang lebih transparan untuk memfasilitasi keterhubungan satu sama lain dan juga dengan pemimpin perusahaan selama pandemi. Solusi ini mendukung kebutuhan 16.000 karyawan, dan mampu merespon rata-rata 1.100 pertanyaan per harinya selama bulan April. (cim)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait

|
29 March 2024 - 12:16
Antisipasi Pemudik dari Tol Cisumdawu, Tol Cipali Gelar Uji Coba Contraflow

WARTAPENANEWS.COM -  Tol Transjawa yang menghubungkan kota-kota di Pulau Jawa masih jadi pilihan utama bagi pemudik. Tol Cipali sebagai bagian dari Tol Transjawa, melakukan serangkaian persiapan jelang arus mudik. Salah

01
|
29 March 2024 - 11:14
Polisi Jaga Ketat Gereja di NTT

WARTAPENANEWS.COM -  Guna memberikan rasa aman jelang perayaan Misa Jumat Agung 2024, pasukan Gegana dari personel Brimobda NTT melakukan seterilisasi gereja. Salah satunya di Gereja Katederal Imakulata Atambua, Kabupaten Belu.

02
|
29 March 2024 - 10:12
Tarif Listrik April-Juni 2024 Tidak Naik

WARTAPENANEWS.COM - Pemerintah memutuskan tarif listrik subsidi dan nonsubsidi tidak naik di April-Juni 2024. Meski secara parameter, tarif listrik harusnya mengalami kenaikan. Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral,

03