wartapenanews.com – Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Medan, Sumatera Utara, meminta bantuan kepolisian untuk mencegah aksi tawuran yang kerap terjadi pada subuh hari selama bulan Ramadan. Ketua MUI Kota Medan, Hasan Matsum, menyatakan bahwa fenomena ini menunjukkan adanya penyimpangan dalam tradisi.
“Memang fenomena yang kita hadapi setiap Ramadan itu adanya suatu tradisi berujung tawuran. Berarti ini ada penyimpangan,” ucap Hasan Matsum mengutip Antara, Kamis (23/3/2023)
Hasan menjelaskan bahwa MUI Sumut telah mengeluarkan fatwa Nomor: 02/KF/MUl-SU/V/2017 yang melarang berkumpulnya pemuda-pemudi setelah sahur dan sholat subuh, karena dianggap haram. Selain itu, fatwa tersebut juga melarang tradisi kebut-kebutan, bermain petasan, dan kembang api karena dapat mengganggu ketenangan dan kekhusyukan beribadah bagi warga Kota Medan.
Hal ini menjadi salah satu poin imbauan dalam menyambut bulan suci Ramadan 1444 Hijriah, yang terdapat pada Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia DP MUI Kota Medan No.1/DP-K/3/2023.
Hasan mengimbau pihak keamanan, baik Polrestabes Medan maupun Polres Pelabuhan Belawan, untuk menindak aksi-aksi tersebut selama Ramadan. Ia juga mengajak para remaja di ibukota Provinsi Sumatera Utara untuk mengisi kegiatan positif yang bermanfaat dan memuliakan bulan suci Ramadan.
Para remaja diharapkan tidak melakukan kegiatan yang merusak kemurnian bulan suci Ramadan, seperti menghindari hal-hal yang dapat mengganggu nilai ibadah dan kesucian. Hasan menambahkan, “Kita harus benar-benar hindari tradisi tidak baik tersebut, termasuk permainan kembang api oleh anak-anak karena bisa menyebabkan kebakaran,” tandasnya. (mus)
