WARTAPENANEWS.COM – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Gunungkidul mencatat sebanyak 71 bayi meninggal dunia di Gunungkidul sepanjang tahun 2023 kemarin.
Kepala Dinkes Gunungkidul, Dewi Irawaty, mengungkapkan sebagian besar penyebab kematian pada bayi di Gunungkidul tersebut dikarenakan kelainan kongenital atau kelainan bawaan.
“Itu adalah kelainan yang terjadi pada janin saat di dalam rahim,” kata Dewi Irawaty saat dihubungi pada Selasa (16/1).
Hal itu terjadi karena organ-organ tubuh bayi pada saat lahir belum sempurna. Kondisi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, mulai dari faktor lingkungan yang terpapar zat kimia, genetik orang tua, infeksi orang tua seperti rubella atau sifilis, hingga faktor tidak terpenuhinya gizi ibu hamil selama mengandung.
“Karena organ-organ tubuh belum sempurna saat lahir, jadi tidak berfungsi dengan baik,” lanjutnya.
Bayi yang terlahir dalam kondisi kelainan kongenital seperti ini memang bisa tetap survive. Namun, mereka memiliki risiko tinggi mengalami masalah kesehatan atau kecacatan pada organ tubuh atau bagian tubuh tertentu seperti kaki, tangan, jantung, hingga otak.
Pemerintah menurutnya terus berupaya untuk menekan kasus kematian pada bayi di Gunungkidul, salah satunya dengan menyiapkan sarana prasarana mulai dari level puskesmas hingga rumah sakit yang dapat memberikan pelayanan terhadap ibu dan anak.
“Banyak sekali program untuk ibu dan anak. Ada edukasi, imunisasi, pelayanan ibu hamil dan bersalin, hingga pemantauan tumbuh kembang anak,” kata dia.
Dia juga meminta kepada semua ibu hamil untuk aktif memeriksakan kehamilannya sesuai jadwal dan mencukupi kebutuhan gizinya.
“Hindari trauma dan obat-obatan yang tidak perlu selama hamil, serta ASI eksklusif untuk bayi harus terpenuhi,” ujar Dewi Irawaty. (mus)