22 April 2025 - 00:43 0:43
Search

Siswi SMP Bunuh Diri, Sekolah Diminta Bentuk Tim Anti-Bullying

WartaPenaNews, Jakarta – Sekolah di Indonesia didesak membuat sistem pengaduan yang melindungi korban perundungan, menyusul kasus bunuh diri seorang murid di SMP Negeri 147 Jakarta pekan lalu.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebut, sejak Permendikbud tahun 2015 tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Satuan Pendidikan disahkan, mayoritas sekolah tak memiliki sistem tersebut.

Sementara catatan lembaga itu pada 2018 menyebut, korban perundungan di sekolah mencapai 107 anak.

Kasat Reskrim Polres Jakarta Timur, AKBP Hery Purno, mengatakan hingga saat ini polisi telah memeriksa pihak sekolah terkait meninggalnya murid berinisal N.

Mereka yang diperiksa di antaranya kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan wali kelas. Kendati demikian, pemeriksaan yang sudah berlangsung sejak Jumat pekan lalu itu, belum menemukan titik terang.

“Kita masih dalami, nanti kalau sudah semua kita dapatkan keterangan, nanti akan kita sampaikan,” ujar Hery Purno kepada Quin Pasaribu yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Minggu (19/1/2020).

Sejauh ini, kata dia, polisi masih menggali adanya dugaan unsur perundungan dalam kasus bunuh diri N. Untuk itu polisi akan memeriksa keluarga korban pada Senin (20/01) dan mengonfirmasi sejumlah tangkapan layar percakapan WhatsApp yang diduga dilakukan N dengan seorang temannya –yang kini beredar di media sosial.

“Yang jelas itu (informasi percakapan di media sosial) menjadi salah satu materi penyelidikan apakah yang bersangkutan punya masalah dengan teman-teman sekolah, atau pihak sekolah, atau masalah lain yang melibatkan korban berniat untuk bunuh diri,” imbuhnya.

Selain pihak sekolah dan keluarga, polisi juga akan meminta keterangan teman-teman N.

“Nanti teman-teman yang punya kaitan atau berhubungan dengan yang bersangkutan, pasti akan kita mintai keterangan semuanya.”

Kasus tersebut terjadi pada Selasa (14/01) lalu. Wakil Sarpas dan Humas SMP N 147 Jakarta, Misnetty, mengatakan seorang muridnya berinisal N meninggal setelah lompat dari lantai empat gedung sekolahnya.

Saat itu, ia berada berada di sekolah dan mendengar suara seseorang yang jatuh.

“Kemudian saya mendengar ada teriakan-teriakan karena saya tidak melihat langsung. Lalu saya buka pintu dan keluar ada siswa yang jatuh,” ujar Misnetty kepada Kompas.com .

Korban lantas di bawa ke salah satu klinik terdekat dan kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Tugu Ibu. Tapi karena keterbatasan alat, korban dipindah ke Rumah Sakit Kramat Jati.

“Dua hari dirawat, ya (Kamis 16 Januari meninggal),” imbuh Misnetty.

Sementara Kepala SMPN 147 Jakarta, Narsun, membantah N sebagai korban perundungan.

“Terkait bullying, bukan bullying, tidak ada bullying di sekolah, kalau kita fokus memberi materi di pendidikan pada siswa jadi tidak ada aksi bullying,” kata Narsun kepada Kompas.com , Jumat (17/01). (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait