wartapenanews.com –Â Polisi akhirnya angkat bicara terkait dengan viral kasus siswa Madrasah Tsanawiyah (MTS) Kota Kotamobagu yang meninggal dunia diduga korban bullying 9 siswa lainnya di sekolah tersebut.
Kapolres Kotamobagu, AKBP Irham Halid yang dihubungi memastikan jika kasus tersebut bukan bullying melainkan penganiayaan yang dilakukan terhadap korban oleh para pelaku yang diduga rekan sesama siswa.
“Itu penganiayaan bukan bullying. Jadi jangan salah,” kata Irham, Senin (13/6).
Namun demikian, Irham mengaku saat ini pihaknya belum bisa memberikan keterangan lebih lanjut mengingat kasus ini adalah kasus yang melibatkan anak di bawah umur, sehingga perlu kehati-hatian dalam melakukan pemeriksaan.
Walaupun demikian, Irham menyebutkan jika pihaknya sudah melakukan penyidikan. Bahkan, diduga para pelaku sudah dijemput dan diambil keterangan sebagai bahan lidik.
“Beri kesempatan anggota bekerja. Ini masih diproses. Nanti dirilis. Intinya kita bekerja sesuai dengan aturan dan undang-undang yang berlaku. Mereka ini anak-anak,” kata Irham.
Sebelumnya, viral di media sosial seorang siswa MTS Kotamobagu meninggal dunia setelah menjadi korban Bullying yang dilakukan di wilayah sekolah oleh 9 siswa lainnya.
Sejumlah postingan di media sosial menceritakan jika korban mendapatkan perlakukan bullying saat hendak mengambil wudu untuk salat di musala sekolah.
“Ksiang mo pigi sholat di mushola baru mo b ambe aer wudhu kong dorang 9 orang malendong dorang tutup dpe mata kong kuat pukul. Ksiang anak SMP kls 1 kong pe kurang ajar samua (Kasihan, mau pergi Salat di Musala, baru mau ambil air wudu, tapi mereka 9 orang keroyok mereka tutup matanya dan kemudian dipukul. Kasihan anak SMP kelas 1 tapi semua kurang ajar),” tulis akun @melinnpaputungan seperti yang dibagikan oleh Anggota DPR RI Hillary Brigitta Lasut. (mus)