WartaPenaNews, Jakarta – Kehamilan tidak cuma merubah bentuk badan. Beberapa salah satunya, akui merasakan adanya pergantian suara. Suara yang beralih saat hamil ini ikut dirasakan oleh Adele, vokalis berkebangsaan Inggris.
Dia mengutarakan, “Saya menulis lagu Skyfall saat hamil.†Demikian lagu ini dibawakan pada konsernya, dia merasakan dikit kesusahan karena nadanya yang benar-benar rendah. “Suara aku jadi tambah lebih rendah selama kehamilan,†imbuhnya.
Lihat hal tersebut, Anda pasti bertanya-tanya, apa pergantian suara saat hamil itu normal? Lalu, apa sebabnya? Yuk, cari info jawabannya pada penjelasan berikut ini.
Pemicu suara beralih saat hamil
Kehamilan biasanya merubah fisiologis, metabolisme, dan anatomi pada badan wanita. Tetapi, tidak banyak yang tahu jika kehamilan ikut merubah suara. Ya, ini merupakan pergantian yang jarang diketahui tetapi sebenarnya normal terjadi. Jadi, tidak butuh kuatir jika merasakan hal ini selama waktu kehamilan.
Studi yang dilakukan University of Sussex cari tahu pemicu pergantian suara pada ibu hamil. Studi yang dipimpin oleh Dr. Kasia Pisanski, PhD, memperhatikan suara wanita selama 10 tahun (5 tahun sebelum dan 5 tahun setelah melahirkan).
Periset menemukan jika suara saat hamil dan setelah melahirkan akan beralih jadi makin rendah dan monoton. Tujuannya, suara suara yang dikelurkan bertambah datar dan condong sama dari pertama sampai akhir.
Sesudah diselidiki, pergantian ini tidak dikarenakan oleh penuaan, karena suaranya akan kembali pada frekwensi awal satu tahun setelah itu.
Periset yakin jika pergantian suara ini dikarenakan oleh pergantian hormon. Ini di dukung dengan riset sebelumnya, yang menemukan jika suara suara wanita bisa bertambah di waktu ovulasi setiap bulan dan akan alami penurunan setelah menopause.
Jadi, bisa diambil kesimpulan jika pergantian hormonal dapat merubah suara Anda. Mengakibatkan, suara saat hamil akan beralih bertambah berat setelah melahirkan. Suara Anda akan kembali seperti semula apabila hormon pada tubuh sudah normal kembali.
Tidak hanya hormon, tenyata faktor ini dapat juga jadi sebabnya
Tidak hanya pergantian hormon, terdapat beberapa faktor yang merubah pergantian suara saat hamil dan melahirkan, yaitu:
1. Pita suara membengkak
Sepanjang kehamilan, anggota badan tersendiri akan mengalami pembengkakan, diantaranya pita suara. Pembengkakan terjadi karena cairan, termasuk darah, di badan bertambah. Adanya pembengkakan dan tekanan di sekitar pita suara berikut yang menyebabkan suara jadi beralih saat hamil.
2. Merubah sendiri suara yang dikeluarkan
Tidak hanya pergantian pada badan, tingkah laku merubah pergantian suara. Riset tunjukkan jika orang yang bersuara rendah berkesan lebih kompeten, dewasa, dan menguasai.
Beberapa wanita kemungkinan memodulasi suara mereka sendiri bertambah berat setelah melahirkan, supaya kelihatan lebih berwibawa saat mengasuh buah hatinya.
3. Depresi dan kecapekan
Suara yang beralih saat hamil dan setelah melahirkan dapat juga dikuasai oleh keadaan fisik dan mental. Sesudah melahirkan, seorang ibu tidak cuma mengatur dirinya sendiri. Dia butuh menjaga buah hatinya.
Keadaan itu menyebabkan mereka kecapekan hingga membuat suara mereka bertambah lemah dan berkesan lebih rendah.
Tidak hanya kecapekan, beberapa ibu mengalami depresi atau stres setelah melahirkan. Keadaan ini merubah situasi hati mereka dan cara mereka keluarkan suara saat berbicara.
Perlukah kontrol ke dokter?
Suara yang beralih saat hamil dan setelah melahirkan ialah keadaan normal. Ditambah lagi jika ini merupakan pengalaman pertama jadi seorang ibu. Jadi, jangan dahulu cemas atau sampai membuat Anda depresi.
Lakukan kontrol teratur selama kehamilan dan setelah melahirkan itu penting. Maksudnya, untuk mengamati kehamilan dan persalinan berjalan dengan lancar.
Tetapi, bila Anda merasakan pergantian suara dibarengi rasa sakit di tenggorokan dan gejala lain yang mengganggu, segeralah konsultasi ke dokter. (mus)