WartaPenaNews, Jakarta – Sebagian besar orang Jerman yakin jika Turki mesti diusir dari keanggotaannya di Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) atas invasi militer di Suriah utara yang dimulai Oktober 2019, demikian menurut sebuah survey yang dilaunching pada Selasa (29/10).
Survey yang diselenggarakan oleh YouGov ini disuruh oleh kantor berita Jerman, dpa. Survey ini mewawancarai lebih dari 2.000 orang dewasa Jerman di antara tanggal 25 sampai 28 Oktober dan menemukan jika 58 persen responden yakin jika Turki mesti dikeluarkan. Cuma 18 persen yang tidak sepakat dengan buah pikiran ini.
NATO ialah aliansi militer antarpemerintah yang terbagi dalam 29 beberapa negara Eropa dan beberapa negara di Amerika Utara.
Ada juga bagian responden yang tambah besar yang inginkan pemerintah Jerman ambil sikap lebih keras pada Turki. Sekitar 61 persen mendukung aplikasi sangsi ekonomi pada negara Presiden Recep Tayyip Erdogan ini, sementara 69 persen mendukung larangan ekspor keseluruhan.
NATO tidak punya proses pengusiran
Pemerintah Jerman batasi penjualan senjata ke Turki sejak Erdogan memperlancarkan serangan militer di Suriah utara pada 9 Oktober. Tapi sampai sekarang tidak ada larangan keseluruhan penjualan senjata ke Turki seperti yang sudah pernah dijanjikan Kanselir Angela Merkel.
Piagam pendirian NATO memungkinkan anggotanya untuk keluar dari aliansi militer. Namun tidak ada prosedur yang jelas terkait bagaimana beberapa negara dalam aliansi itu dapat menyingkirkan satu negara spesifik. Meniadakan satu negara dari keanggotaan NATO akan berubah menjadi proses yang ruwet dan panjang dan diperlukan perjanjian, dan ratifikasi dari semua negara anggota.
Di Jerman, sejumlah politikus dari Partai Kiri mengatakan pengusiran Turki, dan Rolf MÃzenich dari partai berhaluan kiri-tengah SPD, meminta biar keanggotaan Turki dipertanyakan.(mus)