19 April 2025 - 20:28 20:28
Search

Tak Ingin Perang, Tapi Israel dan Hizbullah Siap Saling Serang

WARTAPENANEWS.COM –  Pemimpin Israel dan Hizbullah mengatakan mereka tidak menginginkan perang skala penuh lainnya. Namun kedua belah pihak mengatakan mereka siap untuk itu.

Serangan kemarin tampaknya merupakan eskalasi yang signifikan. Militer Israel mengatakan sekitar 100 jet tempur melakukan apa yang digambarkannya sebagai serangan pendahuluan terhadap target-target Hizbullah di Lebanon selatan pada Minggu (25/8/2024) pagi. Hizbullah kemudian menembakkan roket dan rudal ke Israel utara.

Jika angka 100 itu benar, maka itu akan menjadi serangan Israel terbesar di Lebanon sejak perang skala penuh antara Israel dan Hizbullah pada tahun 2006.

Serangan Israel terjadi sekitar pukul 04:30 waktu setempat (01:30 GMT), dan dikatakan bahwa Hizbullah merencanakan serangan skala besar setengah jam kemudian, pada pukul 05:00 waktu setempat.

Menurut laporan oleh New York Times, mengutip seorang pejabat intelijen Israel yang tidak disebutkan namanya, ini termasuk serangan roket di Tel Aviv, kota terbesar di negara itu, jauh di dalam Israel tengah.

Pada akhirnya Hizbullah mengatakan telah menembakkan lebih dari 300 roket dan rudal yang menargetkan fasilitas militer di Israel utara, tempat sirene serangan udara berbunyi.Di seluruh wilayah, kekhawatirannya adalah eskalasi terbaru ini dapat sekali lagi menyebabkan perang habis-habisan.

Dalam sebuah pernyataan, Hizbullah mengatakan ini adalah tahap pertama dari tanggapannya terhadap pembunuhan Israel terhadap seorang komandan senior Fouad Shukr dalam sebuah serangan di Beirut pada tanggal 30 Juli.

Diyakini secara luas bahwa Israel berada di balik pembunuhan pemimpin politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam sebuah serangan di ibu kota Iran, Teheran, pada hari berikutnya.

Sejak saat itu, wilayah tersebut telah menunggu tanggapan dari Hizbullah dan Iran. Dari Iran, tanggapan tersebut belum datang. Namun, ini tampaknya merupakan pembalasan signifikan pertama dari Hizbullah.

Selama berminggu-minggu para diplomat telah berupaya untuk mencegah krisis di Gaza meningkat menjadi konflik regional yang lebih luas.

Amerika Serikat (AS) telah memperingatkan bahwa kegagalan yang sedang berlangsung untuk menyetujui gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera antara Israel dan Hamas dapat menyebabkan upaya diplomatik tersebut gagal.

Namun, meskipun ada tekanan kuat dari AS, pembicaraan untuk membuat kesepakatan gencatan senjata untuk Gaza setelah lebih dari 10 bulan perang tidak menghasilkan apa-apa. (mus)

Follow Google News Wartapenanews.com

Jangan sampai kamu ketinggalan update berita menarik dari kami.

Berita Terkait